Halmaherapedia— Bahasa Ternate menjadi alat komunikasi antar masyarakat di pulau Ternate.Tidak hanya masyarakat di pulau Ternate beberapa daerah lain di Maluku Utara menjadi penuturnya. Namun demikian saat ini penuturnya makin berkurang bahkan terancam punah. Ancaman serius kepunahan bahasa Ternate ini, membuat Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara pada Tahun 2025 melaksanakan kegiatan dengan nama Rintisan Kampung Bahasa Daerah dengan objek bahasa Ternate.

Untuk menindaklanjuti rencana program tersebut, pada Jumat (16/8/2025) malam, Kepala Kelurahan Sangaji Kota Ternate To Kahar mengumpulkan tokoh masyarakat dan para pengelola tempat pengajian (pangaji,red) yang memiliki para siswa ngaji, untuk dijadikan sasaran program tersebut. “Untuk kegiatan ini Sangaji ditunjuk jadi Kampung Bahasai Ternate. Mengawali kegiatan ini akan dimulai dengan workshop selama 3 hari. Rencana kegiatannya di akhir Agustus 2025 ini,”jelas To Kahar.
Sebelumnya ada juga di Tufraka Kecamatan Pulau Hiri menjadi pusatnya dan sedang berjalan.
Dia bilang, Sangaji menjadi fokus kegiatan untuk menggelorakan semangat berbahasa daerah dan menjadikan sebagai kampung percontohan pelaksanaan Revitalisasi Bahasa Daerah. Sasaran kegiatan ini, untuk siswa SD dan SMP dan generasi muda karena mereka adalah tunas bahasa ibu sebagai pewaris bahasa daerah.
Menurutnya, melalui workshop nanti akan ditemukan formula yang pas digunakan dalam menerapkan Sangaji sebagai kampung bahasa daerah Ternate. “Selain para guru mengaji yang menerapkan langsung kepada para muridnya, juga akan dibantu komunitas di Sangaji lingkungan Ake Gaale yakni Save Ake Gaale,” ujar To dalam rapat tersebut. Khusus para guru ngaji mengaktifkan penggunaannya saat mengaji.
Selain itu hal paling penting mengembalikan penggunaan bahasa Ternate ini, dengan menggiatkan kembali penggunaan bahasa daerah Ternate dengan dikomunikasikan di rumah masing-masing,” tutupnya.(aji)