Halmaherapedia— Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Organisasi Wilayah (ICMI-Orwil) Maluku Utara, sedang menyiapkan sebuah buku yang membedah peradaban Islam empat kesultanan di Maluku Utara. Penyiapan buku ini saat ini sudah mulai dilakukan dan didukung penuh oleh pemerintah provinsi Maluku Utara.
Untuk kelanjutan rencana tersebut, Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan ICMI ORWIL Provinsi Maluku Utara, pada Rabu (22/5/2024) melakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang Pengelolaan Arsip melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara.
Penandatanganan nota kesepahaman itu dilakukan oleh Penjabat Gubernur Maluku Utara Drs. Samsuddin Abdul Kadir, M.Si dan Ketua ICMI diwakili sekretaris Wilayah, Dr. Herman Oesman, M.Si. Kegiatan ini dilaksanakan di lantai IV kantor Gubernur Provinsi Maluku Utara di Sofifi.
Sekretaris Wilayah ICMI, Herman Oesman usai penandatangan MoU menjelaskan, penandatanganan ini terkait keterlibatan ICMI dalam penulisan empat Kesultanan di Maluku Utara. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Maluku Utara.
” Ada sejumlah tahapan harus dilalui Tim penulis sehingga hasil akhirnya menerbitkan buku empat Kesultanan di Maluku Utara, ” jelasnya.
Kesempatan itu Penjabat Gubernur Maluku Utara menyambut baik program penulisan empat kesultanan ini dan berharap ICMI serius melakukan berbagai verifikasi terkait banyaknya cerita rakyat (Folklore) yang berkembang di masyarakat. Tujuannya bisa mendapatkan cerita yang utuh di lapangan sehingga dibukukan dan bisa dibaca dan diketahui oleh public Maluku Utara.
“Banyak cerita rakyat tentang kesultanan di Maluku Utara yang bertebaran seperti keping puzle yang harus dikumpulkan sehingga mendapatkan cerita utuh,” katanya.
Terkait penulisan empat kesultanan Maluku Utara dibagi atas empat tim penulisan peneliti, yakni Tim Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan.
Selain Tim penulis dan peneliti dari ICMI Maluku Utara, juga dalam penulisan buku ini turut melibatkan tim ahli sejumlah akademisi dan cendekiawan. Diantaranya Profesor Yudi Latif, Basri Amin dan Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, M.Si.(aji/red)