Halmaherapedia–Banjir melanda tiga desa di Pulau Obi Kabupaten Halmahera Selatan Jumat (13/6/2025) siang. Banjir itu terjadi di Soligi, Wayalor dan Kawasi . Kampung Soligi nyaris tenggelam bahkan harta benda juga terbawa banjir akibat meluapnya sungai Akelamo. Sementara di Wayaloar akibat banjir besar dan meluapnya sungai Wayaloar menyebabkan satu orang warga bernama Jhon Sumbari (57) tahun meninggal dunia. Jhon tewas terseret arus banjir deras saat pulang dari kebun.
Pihak BPBD Halsel mengklaim banjir terjadi akibat intensitas curah hujan sejak pukul 13.30 Wit. Akibatnya air dua sungai itu meluap. Akibatnya pemukiman warga ikut tergenang air. 70 rumah tergenang. Baniir juga menyebabkan warga mengungsi ke dataran tinggi karena rumah mereka terendam banjir.
“Untuk kerusakan data sementara 1 bangunan pagar sekolah SMP Desa Soligi sepanjang 100 meter, kemudian pagar sekolah SMA sepanjang 50 meter, 5 unit rumah warga rusak ringan dan 2 unit rumah mengalami pergeseran,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Halmahera Selatan, Aswin Adam, Jum’at (13/06/2025). Direncanakan BPBD bersama Komisi III DPRD Halmahera Selatan, Sabtu (14/06/2025) turun ke lokasi banjir di Desa Soligi dan Wayaloar Obi Selatan.
Sementara di Desa Kawasi banjir yang melanda desa itu juga menyebabkan kampung sempat terendam. Air yang merendam kampung kurang lebih 50 cm. Hal ini karena dampak dari sedimen pond yang dibangun perusahaan PT Harita guna menahan air dan material tambang, masuk ke sungai Toduku jebol.
Air bersama material tambang masuk ke sungai ikut meluap dan menyebabkan air masuk ke pemukiman warga. Tokoh masyarakat Kawasi Hafisna Ahmad pada Halmaherapedia.com dihubungi dari Ternate Sabtu (15/6/2025) menceritakan, baniir itu terjadi setelah hujan kurang lebih 3 jam. Saat hujan itu sekira pukul siang hari sekira pukul 14.00 WIT. Baniir di Kawasi ini sudah berulang kali. Banjir kali ini sudah kai ke empat. “Sepanjang 2025 ini 3 kali banjir. Warga alami banjir sudah berulangkali tetapi tidak ada perhatian dari pihak perusahaan,”jelas Hafisna. Soal jebolnya sedimen pond yang jebol ini sudah sudah disampaikan kepada pihak perusahaan tetapi belum ada tanggapan.
Nurhayati, salah satu warga Kawasi juga mengeluhkan hal ini. Dia menyampaikan bahwa kejadian yang membuat warga menderita tetapi belum ada upaya perusahaan mengatasi masalah ini. Apalagi katanya, sedimen pond yang jebol terdampak langsung ke kampung . Tidak itu saja material tambang dan air terbawa masuk ke sungai dan laut.
“Kita sudah sampaikan ke perusahaan tapi tidak ada gerakan sama sekali. Banjir kemarin juga kita sudah informasikan ke perusahaan tapi tidak ada balasan. Jika tidak perbaikan dilakukan saat hujan banjir akan kembali mengancam kampung. Sebagai beberapa tokoh desa sempat menyampaikan protes dengan menggelar spanduk berisi kritik dan protes terkait tambang yang masuk ke desa mereka. “Jika tidak ditanggapi keluhan masyarakat ini, kita akan gelar aksi protes,” kata Hafisna tokoh masyarakat Kawasi.
Pihak Perusahaan melalui Media Relation PT Harita Anie Rahmi dihubungi via hand phone mengakui sedang berada di Obi. Meski begitu dia tidak menanggapi konfirmasi kejadian banjir yang melanda Kawasi karena jebolnya sedimen pond. Dia mengarahkan ke pejabat perusahaan yang lain. “Nanti ada yang menjelaskan mewakili perusahaan,” kata Anie. (aji/edit)