Halmaherapedia–Usulan Program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) di Indonesia, telah selesai diterma Kementerian Kelautan dan Perikanan.Pada 2025 ini KKP menargetkan pembangunan 100 KNMP di berbagai wilayah yang 80 persen penduduknya nelayan atau pembudidaya perikanan.
“Pendaftaran program KNMP sudah resmi kami tutup. Semangat dan antusiasme luar biasa dari pemerintah daerah dan masyarakat, jadi bukti KNMP harapan bersama,” kata Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik Doni Ismanto seperti rilis KKP Kamis (5/6/2025) lalu.
Penetapan 100 lokasi terpilih ketat dan transparan. Menurut Doni, pemerintah menggelontorkan dana sekitar Rp22 miliar untuk setiap lokasi pembangunan. Dengan program tersebut, wilayah pesisir tradisional maupun kampung perikanan budidaya akan ditransformasi menjadi kawasan perikanan terintegrasi.
Wilayah pesisir akan disiapkan infrastruktur dermaga, pabrik es, cold storage, sentra kuliner, kios perbekalan melaut, hingga balai pelatihan sebagai sarana meningkatkan kompetensi masyarakat setempat. Sedangkan di kampung perikanan budidaya, disiapkan sarana prasana penunjang budidaya modern dan berkelanjutan. Di tiap lokasi pembangunan pun dipastikan adanya instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) agar aktivitas produksi tidak mencemari lingkungan sekitarnya.
“Selama masa seleksi kami ajak pemda maupun masyarakat yang wilayahnya diajukan sebagai lokasi KNMP menyuarakan potensinya masing-masing,” katanya. Penyampaian informasi potensi itu bisa melalui mantion medsos IG @Kkpgoid dan tiktok Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budidaya Trian Yunanda, sejalan dengan seleksi lokasi pihaknya tengah menyiapkan regulasi yang menjadi dasar hukum pelaksanaan KNMP. Kecepatan dan ketepatan program ini penting untuk mendukung kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya seperti yang sudah berjalan di Desa Samber Binyeri, Biak Numfor, Papua.
“Saat ini tim lebih lanjut sedang melakukan seleksi terhadap 100 lokasi unggulan yang dapat dibangun di 2025. Kemudian menyiapkan gambar pra-desain perencanaan & persiapan survey 100 lokasi yang diharapkan dapat tuntas di akhir Juni ini. Seluruh proposal yang masuk akan menjadi basis data awal rencana pembangunan 1.100 KNMP sampai tahun 2027, ” ungkapnya.
Sebelumnya di Maluku Utara Gubernur Sherly Tjoanda me-launching Kampung Nelayan dan bagi bantuan kepada ratusan nelayan. Launching kampung nelayan dipusatkan di Kelurahan Dufa-dufa Kota Ternate Kamis (22/5/25). Dia juga menyerahkan 175 unit kapal nelayan ukuran 3 GT dan 1,5 GT serta alat tangkap bernilai total Rp22 miliyar.
Pembangunan ini guna mendukung sentra perikanan melalui pergeseran program yang dinilai kurang produktif. “Ini adalah instruksi Presiden Prabowo. Program harus dititik beratkan untuk menurunkan kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan,” katanya.
Saat ini Pemerintah Maluku Utara menyiapkan dana mencapai Rp50 milar di dinas perikanan untuk alat tangkap dan sarana prasarana pendukung sentra perikanan di Maluku Utara. Pada 2025 ini sentra perikanan fokus mendirikan kampung nelayan di Ternate yakni Dufa-dufa Ternate, di Haltim, Sula dan Halsel. “Kita belum fokuskan 10 kabupaten/kota, karena keterbatasan anggaran,” ujar Sherly.
Dia berharap bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan baik. Penyerahan bantuan secara simbolis itu antara lain armada dan alat tangkap 10 penerima, beasiswa anak nelayan, penyerahan BPJS ketenagakerjaan untuk 4 penerima, santunan kematian, serta bantuan renovasi rumah tidak layak huni 700 unit. (aji/edit)