Halmaherapedia– Merasa bahwa ada janji yang belum dipenuhi PT Harita Nikel, warga Kawasi Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara kembali menggelar aksi. Aksi ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya pada 18 Maret 2025 lalu mereka gelar aksi yang sama. Aksi warga yang berada di ring satu kawasan tambang PR HArita itu karena, pasca kebakaran hebat yang melanda desa itu, pasokan listrik dari perusahaan belum normal.
Aksi kedua ini digelar Selasa (15/4/2025) diikuti warga Kawasi yang saat ini masih bertahan di desa itu. Sebelumnya ada sebagian warga Kawasi telah pindah ke kawasan perumahan yang dibangun pihak perusahaan bernama Ecovillagae. Salah satu tuntutan mereka dalam aksi itu adalah PT Harita Nickel menyalakan listrik 24 jam. Tidak itu saja, warga juga menyuarakan agar mereka bisa mengirup udara sehat jauh dari debu yang dihasilkan dari aktivitas kendaraan perusahaan yang lalu lalang di desa itu. “Kami tuntut itu karena perusahaan sudah menjanjikan memasok listrik secara penuh pertengahan Maret 2025. Namun kenyataanya belum terealisasi sampai sekarang,” ujar Nurhayati Jumadil warga Kawasi dihubungi Kamis (17/4/2025).
Diketahui, bahwa Desa Kawasi mengalami mati listrik sejak 1 Maret 2025 bertepatan hari pertama puasa Ramadhan. Kala itu diesel yang memenuhi pasokan listrik terbakar dalam peristiwa kebakaran besar di desa Kawasi. Nurhayati mengungkapkan, selama ini ibu-ibu turut menanggung dampak atas listrik yang mati sebagian hari ini. Mereka harus irit uang belanja agar membeli solar untuk genset. “Saat listrik mati total awal bulan puasa itu kami keluar uang sampai Rp 3 juta untuk beli BBM,” kata dia.
Jemi Karteang warga Kawasi lainnya bilang kala itu perusahaan berjanji memperbaiki genset sehingga aliran listrik dapat menyala selama 24 jam, seperti semula. Namun hingga pasca lebaran tidak dipenuhi. Jemi menyebutkan listrik hanya menyala malam hari saat lebaran saja, Menyala pukul 16.00 WIT hingga pukul 13.00. Itu pun saat lebaran saja, setelah itu hanya menyala sekitar pukul 18.00 sampai tengah malam. Beberapa hari listrik menyala sampai pagi saja.
Dalam aksi ini warga juga menuntut perusahaan mengadakan air bersih, pengecoran jalan, pembangunan drainase, pembuatan swering/tanggul pantai desa kawasi, pasar desa, dermaga desa, dan kompensasi uang debu. “Tuntutan itu disuarakan karena mereka sangat dekat dengan pusat industry tambang nikel tersebut. (ici)