2050 Muka Air Laut  Naik  0.56 Meter, Daratan Hilang Sekira 30.120 km2  

Headline, Nasional83 Dilihat
banner 468x60

 Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sumber Daya Air Cukup Serius

Halmaherapedia– Perubahan iklim sangat memengaruhi ekosistem bumi, kehidupan, serta kesejahteraan masyarakat. Salah satunya, perubahan iklim berpengaruh terhadap ketersediaan sumber daya air sehingga berdampak sangat besar pada pembangunan dan keamanan manusia. Untuk menyosialisasikan dampak perubahan iklim terutama pada sumber daya air, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)   menggelar   Professor Talk bersama para pakar  Selasa (23/7) lalu.

banner 336x280

Rilis BRIN yang dikutip  Halmaherapedia.com,  Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian mengungkapkan dampak perubahan iklim terhadap sumber daya air di antaranya meliputi krisis air bersih perkotaan, kerawanan pangan, meningkatnya frekuensi penyakit, perubahan pola curah hujan dan kerawanan bencana.

“Dalam periode 2010-2017, terjadi peningkatan 887 kejadian bencana hidrometeorologi dengan bencana iklim hidrologi antara lain banjir, longsor, kekeringan, angin puting beliung, kebakaran hutan, gelombang pasang dan abrasi,” ujarnya.

Sementara itu Profesor Riset Bidang Meteorologi, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan menjelaskan, perubahan iklim telah berdampak pada meningkatnya permukaan air laut. Pada tahun 2010 muka air laut telah meningkat sebanyak 0,4 meter dan hal ini berdampak pada hilangnya daratan seluas 7.408 km2. Diperkirakan pada tahun 2050 muka air laut akan meningkat sebanyak 0.56 meter yang akan menyebabkan hilangnya luas daratan Indonesia sekitar 30.120 km2.

‘‘Dampak perubahan iklim tidak terbatas pada keberlangsungan sumber daya air semata, melainkan pada penentuan kalender tanam, hilangnya pulau-pulau kecil, banjir dan lain sebagainya,’’ ujarnya.

Eddy menambahkan, diperkirakan tahun 2100 Indonesia akan kehilangan 115 pulau-pulau berukuran sedang yang berada di Provinsi Sumatera Utara sampai ke Papua Barat.

Pada kesempatan yang sama, Peneliti Ahli Utama Pengelolaan DAS, Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN, Irfan Budi Pramono mengatakan Solusi Berbasis Alam (Nature Based Solutions) mempunyai potensi yang besar untuk mengatasi masalah sumber daya air seiring dengan perubahan iklim. Di mana paradigma pengaturan air yang semula dari ‘mengalirkan’ menjadi ‘meresapkan’.

“NBS ini bukan satu-satunya cara untuk mengatasi masalah sumber daya air, namun akan melengkapi solusi-solusi lainnya seperti melengkapi dan mengoptimalkan fungsi grey infrastruktur,” ungkapnya. Irfan menambahkan, penerapan NBS dalam pengelolaan sumber daya air seiring dengan perubahan iklim perlu melibatkan banyak pihak baik pemerintah maupun masyarakat.

Secara umum perubahan iklim berpengaruh terhadap sumber daya air baik langsung atau tidak langsung antara lain meningkatnya intensitas curah hujan pada musim basah, meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir, berkurangnya curah hujan dan debit sungai pada musim kemarau serta bertambah panjangnya periode musim kering, meningkatnya temperatur yang diikuti gelombang panas, perubahan ekosistem dan layanan ekosistem, meningkatnya intensitas dan frekuensi badai, serta meningkatnya tinggi gelombang, abrasi pantai, dan meluasnya kawasan yang terpengaruh intrusi air laut.(aji/red)

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *