Situs Uwattamdi  Kayoa  Memprihatinkan

Pemerintah Kecamatan akan Koordinasikan dengan BPCB

banner 468x60

Halmaherapedia– Rencana ekspedisi Sanggamau yang dilaksanakan komunitas anak muda Kayoa  Juni 2025 mendatang, salah satunya  menelusuri  jejak situs kehidupan purba Uwattamdi di  Desa Guruapin Kecamata Kayoa. Situs  ini sudah berulangkali dieksavasi  peneliti internasional seperti Peter Belwood dari Australia dan  Rintaro Ono, profesor Departemen Peradaban Maritim Universitas Tokai Jepang.

Mereka lakukan riset di situs ini  untuk melihat posisi Maluku Utara termasuk penting dalam migrasi manusia dari daratan utara, Cina dan Filipina, ke Kepulauan Oseania di Selatan.  Letak geografis Maluku memungkinkan sebagai tempat migrasi atau transit  tersebut.

banner 336x280

Seperti diketahui Belwood melakukan riset dari 1991 dan 1995 Sementara Ono dan  timnya   tiga kali mampir, yaitu tahun 2012, 2013, dan Maret 2015. Dari tiga lokasi yang digali salah satunya uwattamdi. Tujuannya mencari bukti-bukti migrasi manusia yang diduga melakukan perjalanan ke Maluku melalui dua jalur.

Penambangan pasiroleh warga di dekat-situs-Uattamdi-II. foto M Ichi

Jalur migrasi utara dari Mindanao, Filipina ke Maluku Utara melalui Sangihe-Talaud, Sulawesi Utara dan Daratan Sunda, Sulawesi Tengah. Migrasi jalur selatan, dari Mindanao, Filipina ke Jawa, Nusa Tenggara, hingga akhirnya ke Maluku, Papua, dan Australia.

Ono menyinggahi  tiga lokasi yaitu Situs Gorua di Halmahera Utara, Aru Manara di Halmahera, dan Uattamdi di Pulau Kayoa.  Riset itu untuk memastikan  migrasi- kolonisasi manusia pada masa prasejarah  dan membahas awal keberadaan orang Austronesia di Kepulauan Maluku Utara. Terutama  kapan, bagaimana, dari dan ke arah mana mereka bermigrasi. Termasuk interaksi mereka dengan komunitas Non-Austronesia yang telah mendiami kawasan ini  jauh sebelumnya.

Meski begitu menariknya situs ini bagi ilmu pengetahuan,  kondisinya memprihatinkan. Selain terancam rusak akibat dampak perubahan iklim juga aktifitas manusia yang merusak sekitar situs. Karena itu, perlu  perhatian semua pihak termasuk Balai  Pelestarian  Cagar Budaya (BPCB) Maluku Utara.

Lantai-i-Situs-Uattamdi-II-yang-pernah-dieksavasi-Belwood-dan-timnya-foto-M-Ichi

Camat  Kayoa Taha Muhammad  bilang, pada  Oktober 2020  dia bersama camat sebelumnya  mendampingi Tim Dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi (BPCB) Maluku Utara, melakukan identifikasi dan  dokumentasi    tiga  titik  yakni  situs Uattamdi,  Goa  belakang Kantor Camat  Kayoa, Goa di Desa Karamat dan Desa Laluin Kayoa. Pihak Pemerintah Kecamatan sendiri siap  membangun bangunan dan memugar situs Uattamdi

Tanggung jawab  balai mengembalikan sebagian artefak yang telah ditemukan para peneliti. Dengan   Ekspedisi Sanggamau ini  dia akan berkoordinasi  kembali  dengan pihak BPCB Maluku Utara, serta  Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan Cq.Dinas Parawisata  untuk hadir dan membicarakan hal hal yang sudah disepakati sebelumnya.

Dalam waktu dekat Pemerintah Kecamatan juga akan berkoordinasi dengan  Pemerintah Desa membersihkan sekitar situs Uattamdi. “Kita berharap kegiatan  ini turut serta melestarikan Warisan Budaya Situs Uattamdi dan meningkatkan kesadaran dan  kebanggan masyarakat Kayoa. Terutama pengembangan  parawisata Desa Guruapin.(aji/edit)

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *