Halmaherapedia— Warga transmigrasi yang menempati 4 satuan pemukiman (SP) di wilayah Kecamatan Gane Timur Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara saat ini dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Kondisi miris ini mereka rasakan sudah hamper 33 tahun ini.
Warga transmigrasi dari Jawa dan NTB dan warga lokal masuk kawasan trans ini sejak 1992 hingga 1995. Dalam kurun waktu selama itu, daerah transmigrasi yang digadang gadang jadi lumbung pangan itu, fasilitas pendukung terutama akses jalan nyaris tak pernah diperhatikan.
Contoh paling nyata akses jalan saja kini belum juga terselesaikan dengan baik. Warga semakin menderita karena jalan yang dibangun rusak parah sehingga ketika datang hujan mereka tidak bisa memanfaatkan jalan itu. Akses dari dan menuju ke Transmigrasi Gane Timur kondisinya berlubang dan berlumpur. Kondisi paling parah terlihat di jalan SP1 dan SP1B. Jalanan seperti kubangan tempat permandian kerbau. Kendaraan yang lewat juga terkubur dalam lumpur.
Berstatus jalan Kabupaten dengan panjang kurang lebih 17 kilometer dari Gurua Desa Lalubi menuju Desa SP Sumber Makmur. “Masuk ruas jalan Gurua Gane Timur — Samo Gane Barat Utara. Beberapa tahun lalu, Pemerintah Kabupaten telah membangun jalan kurang lebih 7 km namun sebagain besar sudah mengalami kerusakan. Sisanya berlobang dan berlumpur,” kata Asrul Lamunu warga Gane Timur pada Halmaherapedia.com, Rabu (7/5/2025). Dia bilang Pemkab Halsel saat menjadikan wilayah transmigrasi ini lumbung pangan Halmahera Selatan, namun kenyataanya menjadi lumbung lumpur.
Di masa pemerintahan Bupati Bahrain Kasuba dibangun jalan ini hotmiks sepanjang kurang lebih 4 kilometer namun kondisinya sudah rusak. Di masa pemerintahan Bupati almarhum Usman Sidik juga dibangun jalan lapen kurang lebih 2 kilometer juga kondisinya sama. Sisanya berlumpur dan berlobang. Kondisi paling parah ada di SP1 ke SP1B begitu juga ke SP2 jalannya rusak parah.
Karena kondisi jalan ini, warga transmigrasi bergotong royong melakukan perbaikan. “Memang ada gotong royong menimbun jalan yang rusak, tapi ada keterbatasan sehingga masih banyak ruas jalan rusak yang tidak bisa diperbaiki,” jelasnya.
Ahmidin warga SP1 Trans Gane Timur mengeluhkan kondisi jalan ini karena dia menjadi pusat akses warga.
“Jalan ini ialah satu-satunya akses keluar masuk warga. Anak yang berangkat dan pulang sekolah yang distribusi hasil panen, hingga keluarga mengakses sarana kesehatan juga menggunakan jalan ini yang berlumpur setiap harim,” keluhnya.
Karena kondisi fasilitas akses jalan yang rusak parah ini warga Transmigrasi berharap ada perhatian khusus untuk pembuatan dan perbaikan jalan mereka. Larena keberadaan jalan yang baik juga bagian dari membaiknya sumber penghidupan mereka untuk bisa mendistribusikan hasil tani ke Ibu Kota Kecamatan Gane Timur dan ke Halmahera Tengah. “Harapan kita begitu semoga segera diperhatikan Pemkab Halmahera Selatan,” tutupnya.(aji/editor)