Ini Gerakan Lingkungan GPM- MPK Klasis Pulau-pulau Obi

Gandeng WALHI Buat Pelatihan Penyelamatan Ruang Hidup dan Paralegal

banner 468x60

Halmaherapedia— Sebagai bentuk tanggung jawab dalam penyelamatan lingkungan dan ruang hidup warga,  terutama dampak  investasi yang masuk ke pulau Obi,  Majelis Pekerja Klasis (MPK) Gereja Protestan Maluku (GPM) Pulau-pulau Obi melaksanakan kegiatan Pelatihan Konsolidasi  Rakyat untuk Penyelamatan Ruang Hidup. Kegiatan ini dikerjasamakan dengan Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Maluku Utara.

Kegiatan yang dipusatkan di Kantor Klasis MPK  Pulau Obi, Desa Wayaloar Obi itu, dilaksanakan selama 3 hari sejak 1 Mei hingga 3 Mei 2025 lalu. Kegiatan ini diikuiti 29 peserta  terdiri dari pendeta, pelayan dan tim advokasi Majelis Pekerja Klasis (MPK) GPM Pulau Obi serta  tokoh masyarakat.

banner 336x280

Mewakili MPK Pulau-Pulau Obi  Pendeta M.N Pattipeiluhu saat membuka pelatihan  itu, menyampaikan beberapa hal penting. Diantaranya bahwa kegiatan kerjasama WALHI dengan MPK Klasis ini adalah bagian dari  implementasi hasil persidangan klasis. Hasil kerjasama ini juga katanya  adalah bagian dari menjawab persoalan dan pergumulan lingkungan yang saat ini dirasakan masyarakat terutama yang berada di Pulau Obi.

Menurutnya, masalah lingkungan hidup bagi masyarakat pulau Obi sangat  krusial. Sebagai organisasi keagamaan tugas ini  melekat. Artinya, apa yang dilakukan ini adalah ajakan kepada masyarakat dan semua pihak untuk menjaga dan memastikan keberlanjutan lingkungan hidup yang nanti  diwariskan kepada generasi yang akan datang.

“Kerjsama ini adalah komitemen untuk menjaga  lingkungan.  Pada pelaksanaan  kegiatan ini akan memberikan pengalamannya penting bagi para pendeta dan pengurus gereja masyarakat. Terutama  untuk menumbuhkan kesadaran  pentingnya menjaga lingkungan hidup,” katanya.

Direktur WALHI Maluku Utara Faisal Ratuela saat menyampaikan materi dalam pelatihan penyelamatan ruang hidup di Wayaloar Obi Halmahera Selatan, foto Mubaliq

Atas nama  MPK GPM,  mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah merespons  hal hal yang ada di pulau Obi termasuk berhubungan dengan persoalan lingkungan yang sedang dihadapi masyarakat saat  ini .

“Kepada pelayan dan pendeta yang hadir sebagai majelis mari  manfaatkan kegiatan ini belajar dan berbagai informasi  terkait apa yang sedang dihadapi,” harapnya.  Dia juga meminta kegiatan ini dijadikan   momentum  membangun kesadaran   melindungi dan melestarikan alam. Ini katanya  adalah tugas  semua pihak    memberikan manfaat bagi semua  secara maksimal. Manfaat nya  juga bisa memberi kontribusi  pemahaman   menjaga  alam  yang ditempati ini.

“Kami mengajak  semua pihak untuk tetap memberikan perhatian dengan serius  persoalan lingkungan. Apa yang dihasilkan  melalui pelatihan ini agar bisa memberi manfaat bagi semua,” tutupnya.

Direktur WALHI Maluku Utara, Faisal  Ratuela  saat pembukaan pelatihan  menyampaikan bahwa, apa yang dilakukan  ini adalah upaya penyelamatan ruang hidup  tidak hanya Pulau Obi tetapi  Maluku Utara pada umumnya. Maluku Utara   dan Pulau Obi khususnya  sangat  kaya. Hal ini  jika tidak dijelaskan  dan dipahami termasuk apa dampak eksploitasi yang dilakukan  bagi masarakat akan sangat merugikan. “Kegiatan ini juga  bagian dari upaya mendapatkan  informasi dari kampung. Juga  mengidentifikasi  apa  tanggung jawab  yang diemban  WALHI Maluku Utara  terkait ruang hidup di Pulau Obi,” jelas Faisal.

Sementara Jemi  Karteang  salah satu perwakilan dari  Desa Kawasi  yang hadir dalam pelatihan itu menyampaikan kondisi riil yang mereka hadapi saat ini. Baik ruang hidup yang hilang, kerusakan lingkungan hingga  masalah sosial yang dirasakan sangat mengancam masyarakat. Padahal katanya, jika ruang hidup mereka tidak terganggu oleh industry tambang seperti  sekarang, mereka bisa hidup dengan aman dan nyaman. Dari kebun kelapa, pala dan cengkih yang ada serta potensi laut yang dimiliki, sebenarnya menjadi kekayaan hingga anak cucu  di kemudian  hari  masih bisa dinikmati.

“Namun yang terjadi saat ini masyarakat mengalami penderitaan luar biasa akibat   eksploitasi  industri nikel  raksasa yang masuk ke kampung kami,” katanya.  Dalam pelatihan ini para peserta selain  mendapatkan penguatan dari sisi  penyalamatan dan perlindungan ruang hidup, juga  hukum serta mendapatkan pelatihan jurnalistik  warga.(aji/editor)

 

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *