Cerita Baik dari KTH Buku Manyeku di Pulau Hiri Kota Ternate

Daerah, Headline154 Dilihat
banner 468x60

 

Olah Minyak Atsiri dari Daun Cengkih, Kripik  Nenas dan Tanam Sayur

banner 336x280

Halmaherapedia– Pada  Senin (26/8/2023), saya diajak tim dari Forum Daerah Aliran Sungai (Fordas) Kie Raha Maluku Utara mengunjungi Kelurahan Dorari Isa Pulau Hiri Kecamatan Pulau Hiri Kota Ternate. Tim ini tidak hanya dari  Fordas tetapi juga Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Ternate Tidore Ibrahim Tuhateru, Sekretaris Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara Ahmad Zaky dan Balai dua perwakilan dari Balai Pengelolan Daerah Aliran Sungai dan Lingkungan Hidup (BPDAS-LH) Ake Malamo  Provinsi Maluku Utara. Hadir juga dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) bersama pengurus Fordas.

Tim  saat tiba di Pulau Hiri langsung menuju ke daerah puncak Kelurahan Dorari Isa, menemui pengurus dan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Buku Manyeku yang diketuai Dahlan Toniku sekaligus sebagai  ketua kelompok tani Mario Laha.

Kunjungan ini  tujuannya selain bersilaturahmi, sekaligus menjalin kolaborasi mendukung kelompok tani ini  jalankan berbagai kegiatan. Terutama yang telah dijalankan  beberapa tahun ini. KTH ini sendiri didirikan pada 2017 lalu.

Saat pertemuan  di tempat usaha KTH, kurang lebih 1 kilometer dari puncak Dorari Isa, disampaikan sejumlah hal termasuk dukungan untuk kelompok tani.

Proses mengolah-daun-cengkih jadi minyak atsiri cengkih oleh KTH Buku Manyeku.

Dalam pertemuan tersebut, Hidayat Marasabessy sebagai Ketua Fordas menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan mereka. Juga menyampaikan rencana dukungan sperti yang telah dilakukan berbagai pihak untuk peningkatan kegiatan dan kemajuan KTH  ke depan. Satu hal yang disentil Hidayat adalah kebutuhan air oleh kelompok tani untuk kegiatan pertanian horticulture  dan mengolah minyak atsiri cengkih.

Sementara Achmad Zakih perwakilan Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara dalam pertemuan itu menyampaikan beberapa poin penting. Misalnya  terkait rencana pengembangan pertanian dengan perlunya didorong program agroforestry.

Dia menyebut, ada hal menarik karena yang  didorong ke depan  adalah  model agroforestry kepulauan. Program ini dalam bentuk kebun campuran tanaman selain cengkih dan pala.  Terutama menanam tanaman yang memiliki tajuk pohon lebih tinggi dan berlapis.

Tujuannya  tajuk pohon bertingkat itu mampu menahan laju run  off ketika terjadi hujan. ”Ke depan Hiri ini jadi contoh kita bisa kembangkan pola agroforestry di pulau kecil,”jelas Zaky.

Dia berharap apa yang didorong ini bisa menjadi contoh di pulau kecil lainya. “Dengan program ini diharapkan selain tajuk pohon bisa menahan air juga bisa meminimalisir dampak bencana,” katanya.

Pertemuan tim Fordas bersama KTH Buku Manyeku foto M Ichi

Sementara Tohirin perwakilan dari BPDAS-HL menyampaikan bahwa memperhatikan kebutuhan yang sangat mendesak dari kelompok tani hutan ini, mereka akan menyediakan bantuan atau fasilitas Instalasi Pemanenan Air  Hujan (IPAH) untuk menangkap air hujan. Menurutnya  kebutuhan yang mendesak  itu maka sangat layak diberikan bantuan IPAH untuk membantu menyediakan air bagi  aktivitas pertanian horticulture maupun dalam mengolah produk  lainya.  “Kelompok ini secara kelembagaan dan kerja kerja sangat jelas karena itu layak dibantu untuk meningkatkan kegiatan  KTH.”katanya.

Kepala KPH Ternate Tidore Ibrahim Tuhateru menyampaikan untuk mendorong KTH ini terus berkembang dibutuhkan kolaborasi. Terutama  dengan  pemerintah kota Ternate,  perlu ada integrasi program dengan organisasi perangkat daerah (OPD). Terutama dinas pertanian dan dinas pariwisata. OPD ini sangat berperan penting dalam  meningkatkan peran dan kerja KTH. Dia bilang segera dilakukan rapat dengan Bappeda Kota Ternate. Selain  didorong permohonan  Wali kota  ke kementerian membantu pengembangannya terutama untuk jasa lingkungan di pulau Hiri. “Ke depan perlu dikembangkan jasa lingkungannya,” ujar Ibrahim.

 

Proses pembuatan kripik nenas oleh KTH, foto nadi hiri

Sementara ketua IAGI Maluku Utara Abdul Kadir Arif kesempatan itu sedikit menjelaskan kepada  anggota dan ketua KTH, terkait geologi pulau Hiri yang sangat rentan bencana terutama terkait banjir dan tanah longsor. Dia bilang  Pulau Hiri adalah sebuah pulau vulkanik. Karena itu memiliki struktur tanah yang sama dengan pulau Ternate. Pulau ini, sesuai hasil kajian geologi mengalami letusan diperkirakan 1,3 juta tahun yang lalu. Sebagai pulau vulkanik memiliki tanah yang tidak solid. Karena itu jika ada longsoran karena hilangnya tutupan hutan atau juga cutting atau digusur tanpa memperhatikan dampaknya akan menyebabkan bencana yang tidak diharapkan. Karena itu Dedy sapaan akrabnya meminta KTH dan masyarakat selalu memperhatikan hal ini.

Terkait program yang dilakukan KTH, saat sedang  meniti tiga produksi baik pertanian maupun  hasil olahan produk pertanian dan perkebunan.

Ketua KTH Buku Manyeku Dahlan Toniku  dalam rapat itu meyambut baik gagasan kolaborasi yang dilakukan.  Dia menyampaikan rasa syukur dan terimakasih atas segala upaya yang rencana diberikan kepada kelompok ini.

Dia sempat menyampaikan beberapa kebutuhan penting yang dirasakan  sangat mendesak. Salah satunya masalah air. Sebab  mereka tidak punya sumber air yang tetap dan hanya mengharapkan air hujan.  Sementara  alat penampung air hujan yang dimiliki juga kapasitasnya sangat terbatas. Sementara air itu dibutuhkan tidak hanya  untuk  menanam tetapi juga untuk mengolah daun cengkih menjadi minyak atsiri,

“Untuk mengolah minyak atsiri butuh air mencapai 400 liter per sekali produksi.  Jadi kebutuhan air itu sangat tinggi,” katanya.

pengolahan daun cengkih yang telah menjadi minyak atsiri foto nadi hiri

KTH ini selain mengolah hasil perkebunan ikutan seperti daun cengkih mereka juga menanam sayur dan mengolah keripik nenas.  Ada tiga  yang diproduksi. Yakni pertanian horticulture dengan menanam tomat, cabe serta singkong  yang menggunakan lahan seluas 2, hektar. Juga mengolah daun cengkih menjadi atsiri. Termasuk mengolah nenas menjadi kripik.

“Saat ini hasil produksi  dipasarkan di tingkat lokal dulu karena masih membutuhkan sejumlah izin untuk dipasarkan lebih luas,”  tutup Dahlan.(*)

 

 

 

 

 

 

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *