Lhat Susahnya Warga di Daerah Kaya Tambang Ini

banner 468x60

Warga Buat Jembatan Darat Darurat, Kendaraan Lewat Bayar Rp200 Ribu

Halmaherapedia— Publik Maluku Utara tidak asing lagi dengan  kayanya Kabupaten Halmahera Tengah. Daerah   yang sering dijuluki negeri Fagogoru itu  miliki sumber daya alam tidak hanya di darat tetapi juga di laut. Data Pemkab Halmahera Tengah menunjukan   daerah ini  memiliki luas wilayah  mencapai  2.276,83 Km2. . Kabupaten dengan 8 kecamatan ini  menyimpan kekayaan luar biasa. Terutama di bidang tambang nikel. Daerah ini memiliki banyak izin tambang dalam bentuk IUP. Bahkan smelter perusahaan tambang  terbesar dibangun di Weda Halmahera Tengah.

banner 336x280

Di tengah kekayaan yang melimpah ruah, daerah ini juga tak luput  tak terlilit masalah. Salah satu yang terbilang serius adalah ketersediaan infrstruktur seperti jalan dan jembatan untuk membuka akses ke berbagai daerah terisolir.   Di beberapa pelosok di daerah ini,   badan jalan  dan jembatan juga belum terbangun secara keseluruhan.  Karena itu warga kesulitan ketika mengakses   hingga ke ibu kota provinsi.

Seperti dialami warga  Sakam di Patani Utara  perbatasan Halmahera Timur Halmahera Tengah ini. Ada  jembatan penghubung di daerah perbatasan  dua kabupaten ini,  tak bisa dilewati. Jembatan penghubung di kali Get Desa Sakam  Patani Utara itu, ambruk lantaran jembatan kayu    tidak bisa menahan beban saat dilewati dump truck. Jembatan yang menghubungkan dua kabupaten itu ambruk saat dilewati mobil pengangkut material tower dari Jailolo, Halmahera Barat tujuan Desa Nursifa, Patani Timur pada  Jumat (10/9/2022) lalu. Beruntung dalam kejadian  kala itu  tak ada korban jiwa. Jembatan darurat kembali dibangun hanya saja kembali hancur dilanda banjir pada 4 Mei 2024 lalu.

Karena itu kemudian  warga membangun lagi jembatan darurat di kali Get.  Jika ada   lewat atau menyeberangkan kendaraan roda empat mereka terpaksa diminta bayar. Jembatan  ini panjangnya kurang lebih 50 meter. “Ada salah satu warga punya insiatif membuat    jembatan  ini  selain membantu masyarakat juga mencari uang,” ujar Harun Raden salah satu warga yang turut memanfaatkan jembatan tersebut.

 

Hairun mengaku rakit tersebut  dibuat setelah jembatan darurat hancur dihantam banjir pada  6 Mei 2024 lalu.   Yang bikin miris warga katanya saat melewati jembatan tersebut dimintai tariff hingga Rp200 ribu. Sekali melewati jembatan dengan taris sebear itu sangat memberatkan hanya saja tidak bisa berbuat banyak, karena dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

Mo bagemana,  itu orang bangun untuk mancari (mau bagaimana mereka bangun untuk  cari uang,red),” katanya.  Dari informasai yang dihimpun Halmaherapedia.com jembatan yang berada di perbatasan dua kabupaten ini tidak dibangun karena berharap  dikerjakan  oleh pemerintah provinsi. Hanya saja kenayataanya  hingga kini tidak pernah dibangun. (aji/red)  

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *