Halmaherapedia— Haji Baharudin Saleh (70 tahun) menunjukan 4 polish asuransi jiwa seraya usai sudah tidak tahu harus mengurus ke mana asuransinya dan tiga rekan pensiunan guru. Dia bilang tak pernah tahu kalau negara memotong gajinya setiap bulan Rp242 ribu dalam kurun waktu 19 tahun untuk diasuransikan ke asuransi JIwa Seraya. Tiba mengurus klaimnya entah ke mana harus diambil. Asuransi ini merupakan salah satu BUMN di negara ini. Meski lembaga keuangan ini telah jatuh pailit dan dibubarkan, Haji Bahruddin tak menyerah tetap mencari haknya yang telah dipotong bertahun-tahun tersebut.
Dia masih menyimpan polis asuransinya secara rapi setelah pensiun taun 2011 lalu. Hingga kini dia terus mencari tahu ke mana dia mengurus uang asuransinya tersebut. Bahkan turut meminta bantuan ke pemerintah provinsi melalui Gubernur Sherly Tjoanda untukmembantu mereka bisa mendapatkan hak tersebut.
Haji Bahrudin tak sendiri dia bersama empat rekan gurunya yang selama masa bertugas mengabdikan dirinya mengajar di daerah pelosok Halmahera tepatnya di Kabupaten Halmahera Timur. Tiga rekan gurunya yang juga telah pensiun yakni Abdullah Ahmad, Lesias Salakparang dan Abdon Barbakem punya nasib yang sama. Keempatnya saat ini hanya memegang bukti polish dan tidak tahu harus mengurus ke mana uang asuransi mereka.
Total nilai klaim asuransi berempat ini, totalnya Rp200 juta lebih. Bahrudin dipercayakan mengurusnya karena sudah pindah ke Ternate. Sementara ketiga rekan ada di Halmahera timur menunggu kalau urusan ini ada titik terang baru mereka urus,
“Asuransi ini juga torang tara pernah daftar tiba-tiba torang tarima saja dia pe polish. (Kami tidak pernah mengajukan diri sebagai nasabah tiba-tiba saja terima polis),” katanya sambil menujukkan 4 polish yang dipegang pada halmaherapedia Senin (21/7/2025).
Asuransi yang dibayarkan melalui pemotongan gaji itu ternyata kini, seperti hilang ditelan bumi. Pasalnya, setelah asuransi dililit masalah korupsi dan dibubarkan, kantornya di Maluku Utara telah raib entah ke mana. “Saya sudah menyisir beberapa lokasi. Di Takoma Ternate Tengah ,yang dulu kantornya di situ juga tidak ada. Diinformasikan pindah ke Belakang RRI Ternate. Kami ke sana juga sudah tidak ada. Ada yang berikan informasi diurus ke Manado, tapi kalau kita ke sana butuh biaya besar. Kita tidak punya biaya untuk mengurusnya sampa Manado,” keluh Bahrudin.
Dia mengaku disarankan mengurusnya ke Manado tetapi karena butuh biaya besar,tidak sanggup berangkat hingga ke Manado. “Kita sudah tua dan mengurusnya sampai ke Manado itu susah. Apalagi ke sana butuh biaya. Apalagi kabarnya asuransi ini sudah bubarkan, kita makin susah,”katanya.
Jika Bahrudin dipotong gajinya selama 19 tahun, Abdullah Ahmad 16 tahun dengan potongan R219,825 yang paling lama adalah Lesias selama 23 tahun dengan potongan gajiRp350.293 dan Abdon selama 15 tahun dengan besar potongan Rp192.273. Jika ditotal Baharudin mendapatkan Rp62 juta, Abdullah Rp40 juta, Lesias Rp96 juta dan Abdon Rp35 juta.
Karena masalah ini dia berharap pemerintah daerah, terutama Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda yang katanya suka membantu orang kecil agar bisa membantu. Bahrudin berharap ke Gubernur bisa mendengar keluhan mereka sehingga bisa membantu mencari solusinya. “ Torang liat di Medsos ibu gubernur arif membntu orang. Kami tau ibu gubernur dekat dengan Menteri menteri bisa ikut membantu kami orang kecil ini,” pinta Bahrudin.(aji/edit)











