Perjuangan Empat Pensiunan Guru Klaim AsuransiJiwa Seraya

Tak Tahu Urus Ke mana, Berharap Gubernur Sherly Ikut Bantu Mereka

Daerah, Headline990 Dilihat

Halmaherapedia— Haji Baharudin Saleh (70 tahun) menunjukan 4 polish asuransi jiwa seraya usai sudah  tidak tahu harus mengurus ke mana asuransinya  dan tiga rekan pensiunan guru. Dia bilang tak pernah tahu kalau negara memotong gajinya setiap bulan Rp242 ribu dalam kurun waktu 19 tahun untuk  diasuransikan ke asuransi JIwa Seraya.  Tiba mengurus klaimnya entah ke mana harus diambil.  Asuransi ini  merupakan salah satu BUMN di negara ini. Meski   lembaga keuangan ini telah jatuh pailit dan dibubarkan, Haji Bahruddin tak menyerah  tetap mencari haknya  yang telah dipotong  bertahun-tahun tersebut.

Dia  masih menyimpan polis asuransinya secara rapi setelah pensiun taun 2011 lalu.  Hingga kini dia  terus mencari tahu ke mana dia mengurus uang asuransinya tersebut. Bahkan turut meminta bantuan ke pemerintah provinsi melalui Gubernur Sherly Tjoanda untukmembantu mereka bisa mendapatkan hak tersebut.

Haji Bahrudin tak sendiri dia bersama empat rekan gurunya yang selama masa bertugas mengabdikan dirinya mengajar di daerah pelosok Halmahera tepatnya di  Kabupaten Halmahera Timur.  Tiga rekan gurunya yang juga telah pensiun yakni Abdullah Ahmad, Lesias Salakparang dan Abdon  Barbakem punya nasib yang sama. Keempatnya saat ini hanya memegang bukti polish dan tidak tahu harus mengurus ke mana uang asuransi mereka.

Total nilai klaim asuransi  berempat ini, totalnya Rp200 juta lebih. Bahrudin dipercayakan mengurusnya  karena  sudah pindah ke Ternate. Sementara ketiga rekan ada di Halmahera timur menunggu kalau urusan ini ada titik terang baru mereka urus,

“Asuransi ini  juga torang tara pernah daftar tiba-tiba torang tarima saja dia pe polish. (Kami tidak pernah mengajukan diri sebagai nasabah  tiba-tiba saja terima polis),” katanya sambil menujukkan  4 polish yang dipegang pada  halmaherapedia   Senin (21/7/2025).

Asuransi  yang dibayarkan  melalui pemotongan gaji itu ternyata kini, seperti hilang ditelan bumi. Pasalnya, setelah  asuransi dililit masalah korupsi dan dibubarkan,  kantornya di Maluku Utara telah raib entah ke mana. “Saya sudah menyisir beberapa lokasi. Di Takoma Ternate Tengah ,yang dulu kantornya di situ  juga tidak  ada. Diinformasikan pindah ke Belakang RRI Ternate. Kami ke sana  juga sudah tidak ada.  Ada yang berikan informasi diurus ke Manado, tapi kalau kita ke sana butuh biaya besar. Kita tidak punya biaya untuk mengurusnya sampa Manado,” keluh Bahrudin.

Dia mengaku disarankan mengurusnya ke Manado tetapi karena  butuh biaya besar,tidak sanggup berangkat hingga ke Manado. “Kita sudah tua dan mengurusnya sampai ke Manado itu susah. Apalagi ke sana butuh biaya. Apalagi  kabarnya asuransi ini sudah bubarkan, kita makin susah,”katanya.

Jika Bahrudin dipotong gajinya selama 19 tahun, Abdullah Ahmad 16  tahun  dengan potongan R219,825 yang paling  lama adalah Lesias selama 23 tahun  dengan potongan gajiRp350.293 dan Abdon selama 15 tahun dengan besar potongan Rp192.273. Jika ditotal Baharudin mendapatkan Rp62 juta, Abdullah Rp40 juta, Lesias Rp96 juta dan Abdon Rp35 juta.

Karena masalah ini dia berharap pemerintah daerah, terutama Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda yang katanya suka membantu orang kecil agar bisa membantu. Bahrudin berharap ke Gubernur bisa mendengar keluhan mereka sehingga bisa membantu mencari solusinya. “ Torang liat di Medsos ibu gubernur arif membntu orang.  Kami tau ibu gubernur dekat dengan Menteri menteri bisa ikut membantu kami  orang kecil ini,” pinta Bahrudin.(aji/edit)             

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *