Halmaherapedia—Ternate dan beberapa pulau yang masuk wilayah Kota Ternate memiliki kerawanan bencanan yang berbeda beda. Dari 11 jenis bencana, hamper semua ditemukan di Kota Ternate. Karena banyaknya bencana yang bisa menimpa warga Ternate, Pemerintah daerah dan masyarkat membahas dan menyusun dokumen kerawanan bencana di Ternate tersebut.
Pemkot Ternate menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) membahas penyusunan dokumen kajian risiko bencana pada Rabu (2/7/2025). Kegatan ini diikut oleh Organisasi Perangkat Derah (OPD) di Pemkot Ternate yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama OPD teknis terkait.
Rapat ini juga melibatkan Ikatan Keluarga Disabilitas Makugawene (IKDM) serta Mitra Bencana yang terdiri dari Badan Search and Rescue (SAR) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Rakor yang dibuka oleh Plt. Kepala BPBD Kota Ternate, Ferry Hamdani Welley itu, diikuti instansi teknis dan masyarakat. Kesempatan itu Ferry Hamdani menyampaikan bahwa, penyusunan kajian risiko bencana ini merupakan dokumen penting dan wajib bagi tiap daerah. Menurutnya, tujuan penyusunan dokumen ini untuk mengetahui bahaya atau risiko di Kota Ternate. Misalnya mengetahui kerentanan sosial budaya, ekonomi, fisik dan lingkungan di Kota Ternate.
Dengan mendapatkan informasi tersebut dapat diketahui kapasitas warga dan Kota Ternate, mengetahui risiko bencana di Kota Ternate tahun 2025.
Koordinator Tim Penyusun Abdul Kadir D. Arif, menyampaikan penyusunan dokumen kajian risiko bencana ini diadakan untuk mewujudkan dokumen yang layak dan realistis.Kesempatan itu dia juga berharap dukungan data dari semua stakeholder kebencanaan.
“Semoga dalam kegiatan ini data-data yang kami butuhkan bisa didapatkan sehingga setiap tahun data bencana selalu kita update dan harus terintegrasi dengan RT/RW Kota Ternate. Hal ini terutama menyangkut penataan ruang dan delineasi ruang berbasis data kebencanaan,”ungkapnya.(aji/rilisi)