Halmaherapedia–– Menyisakan beberapa hari jelang Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, kondisi harga sembilan bahan pokok (Sembako) di Kabupaten Halmahera Selatan terbilang stabil. Pantauan Halmaherapedia di sejumlah toko, distributor dan agen sembako di Kota Labuha menunjukan belum ada lonjakan harga yang berarti.
Di toko Firman Kota Labuha misalnya harga sembako masih sama seperti sebelum memasuki ramadhan. Misalnya Gula pasir per sak seharga Rp950,000 atau Rp20.ribu per kilogram. Sementara beras per karung ada yang Rp370 ribu/zak dan ada yang Rp400 ribu. Mentega per karton harga Rp340 ada juga Rp570 tergantung merk nya. Begitupun terigu ada di kisaran Rp240 ribu dan Rp250 ribu per sak Sementara harga per kilogranya Rp11 ribu.
Begitu juga dengan harga berbagai jenis minuman yang biasa disajikan saat lebaran, terutama minuman kemasan botol maupun kaleng. Sejauh ini belum mengalami kenaikan harga. Minuman berkarbonase per karton berkisar Rp125 ribu sementara per botol ukuran 1 liter dijual seharga Rp12 ribu. Untuk jenis sirup botol per karton Rp165 ribu dan per botol Rp15 ribu.
“Harga sembako di toko kami sebelum puasa Ramadhan hingga jelang lebaran ini masih stabil. Harga itu tidak mengalami kenaikan,” jelas Firman Jasmir, distributor dan pemilik toko Firman Minggu, (23/3).
Firman mengaku barang kebutuhan pokok di toko nya banyak dibeli warga dari pulau-pulau sekitar Bacan, maupun di kota Labuha. “Sampai saat ini kuota atau persedian stok masih full dan tidak ada lonjakan harga” katanya saat ditemui di toko miliknya.
Kebutuhan seperti beras, terigu mentega adalah bahan pokok paling laris karena jadi kebutuhan dasar masyarakat. Meski harga sembako stabil, dia mengaku masih sepi pembeli. Dia bilang hingga Minggu (2/3/2025) belum ada lonjakan pembeli.
“Saya juga heran, meski tinggal beberapa hari lebaran tapi pembeli terbilang sepi. Ini berbeda dengan tahun lalu memasuki pecan terakhir Ramadhan sangat ramai pembeli ”, katanya.
Dia akui tahun-tahun sebelumnya tokonya sangat ramai dengan pembeli. Apalagi jelang Idul Fitri, mengalami lonjakan pembeli terutama warga yang berada di pulau sekitar Bacan seperti dari Mandioli, Kasiruta maupun Botanglomang termasuk warga kota Bacan.
“Apakah ini karena pengaruh efesiensi anggaran pemerintah atau apa kami juga tidak tahu,” imbuhnya.
Kondisi serupa ditemui di toko Eka Setia Desa Labuha Kecamatan Bacan. Untuk beras berbagai jenis harganya di kisaran Rp380 ribu, Rp410, ribu Rp425 ribu dan Rp430 ribu tergantung merk beras untuk 25kilo gram. Sementara gula pasir per sak Rp940,000, atau Rp20 ribu per kilogram.
Minyak kelapa ada yang harganya Rp19 ribu/ liter atau Rp20 ribu per botol tergantung jenisnya. Ada juga per gallon (5 liter) harganya Rp150 ribu. Sementara Minyakita Rp90 ribu. Ada dua jenis mentega per karton 5kg Rp125, ribu sementara yang 15kg dijual Rp132 ribu. Ada juga yang 15kg harganya Rp500 ribu lebih.
Begitu juga harga minuman per karton Rp40, ribu dan kaleng Rp117,000, untuk ukuran botol besar Rp125, ribu Untuk sirup per karton Rp160 ribu atau per botol Rp15 ribu, ada juga Rp12 ribu dan Rp22, ribu per botol. Sementara harga per karton Rp300 ribu.
Endang kasir di toko Eka Setia mengaku, harga masih stabil sebelum Ramadan hingga jelang Idul Fitri ini. Dia bilang sejauh ini tokonya ramai dan mengalami lonjakan pembeli.
“Syukurlah hingga kini pembeli ramai. Yang paling banyak datang belanja itu warga di pulau-pulau sekitar Bacan,” ujarnya.
Mita (35) salah satu pembeli dari Desa Tamansari mengungkapkan , harga barang di toko itu masih lumayan murah. Semisal telur satu rak masih Rp60,000. Begitu juga beras masih stabil”, jelas dia.
Dia berharap harga kebutuhan pokok ini stabil hingga Idul Fitri, agar warga bisa terbantu. Tidak hanya dirinya tetapi juga masyarakat luas seperti dari pulau-pulau.
“Alhamdulillah sampai saat ini pembelinya masih ramai, yang paling banyak datang belanja orang dari kampung-kampung”, cetusnya.
Ia berharap harga ini terus stabil sampai Idul Fitri, agar warga bisa terbantu.
Terkait kondisi harga kebutuhan pokok warga, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Halsel, melalui Kabid Perdagangan, Nurbaiti mengatakan, sepinya pembeli itu biasa. Diprediksi 3 hari jelang hari raya akan ramai pembeli. Dia akui faktor perputaran uang yang tidak lancar sehingga berdampak pada aktivitas belanja masyarakat”, katanya.(CWR/AMR)