Gerakan Tanam Pohon MPTS dan Padi Serentak di Jailolo
Halmaherapedia— Program pemerintah dalam bentuk menanam pohon dan tanaman pangan (agroforestry) dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia Selasa (4/2/2025). Penanaman ini di Maluku Utara dipusatkan di Desa Taraudu Kecamatan Sahu Timur Kabupaten Halmahera Barat.
Kegiatan gabungan dua kementerian yakni Kementerian Pertanian dan Kehutanan yang ikut dihadiri dua Menteri yang dipusatkan di Indramayu Jawa Barat itu diikuti secara live di 21 titik di Indonesia termasuk di Maluku Utara. Penenanaman serentak ini dilakukan untuk padi lahan kering dan tanaman Multipurpose Tree Species (MPTS) yakni tanaman yang punya yak fungsi, seperti menghasilkan buah, daun, dan kayu.
Untuk kegiatan ini itanam 800 pohon MPTS terdiri dari 400 pohon mangga dan 400 pohon rambuatan. Semenara untuk padi ditanam 20 kilogram benih padi inpago 1 fortiz. Selain itu warga yang tergabung dalam kelompok tani turut menanam padi lokal yang biasa ditanam warga setempat. Penanaman difokuskan untuk lahan seluas kurang lebih 3 hektar.
Dalam proses penanaman ini dihadiri juga perwakilan Kementerian Kehutanan dan pejabat balai wilayah di bawah Kementerian kehutanan di Maluku dan Maluku Utara serta Pemerintah Provinsi diwakili Asisten I Gubernur Kadri Laetje bersama Bupati Halmahera Barat James Uang.
Kadri mewakili gubernur menyampaikan Pemprov Malut berkomitmen mendukung penuh program dalam hal ketahanan pangan. Karena itu akan dilakukan monitoring terkait program ini.
“Soal ini sudah menjadi agreement (perjanjian) bersama dua sektor ini secara nasional. Maka kita sambut baik agar dijalankan oleh dinas pertanian dan kehutanan secara baik,” katanya. Dia juga bilang, kepala daerah akan mengambil peran penting. Caranya dengan bekerja sama sehingga program ini dapat berhasil.
Sementara salah satu petani yang juga ketua kelompok tani James Bassay (63), menyambut baik kegiatan ini. Bagi dia setidaknya kegiatan menanam pohon dan padi ini, sebagai bagian dari menghidupkan kembali budaya menanam padi orang Sahu yang perlahan mulai ditinggalkan para petani. Dia bilang, menanam padi ini adalah tradisi mayarakat Sahu, yang dalam 15 tahun ini sudah semakin ditinggalkan.
“Memang masih ada yang menanam, tapi tersisa satu dua petani, sementara dulu semua orang turun ke kebun untuk menanam. Karena itu beras juga jarang beli. Tapi sekarang semuanya dibeli karena tidak ada lagi yang menanam,” katanya.
Harapannya apa yang dilakukan ini kembali memicu masyarakat menanam padi yang selama ini dijalankan para leluhur turun temurun. “Ini hanya contoh, kita berharap pemerintah desa ikut mendorongnya sehingga warga bisa turun lagi ke kebun menanam padi sebagai sumber pangan masyarakat,” harapnya.(aji/edit)