Cara Zulkifli Lestarikan Tanaman dan Cuan Lewat Membonsai

Daerah108 Dilihat
banner 468x60

Halmaherapedia– Zulkifli Idris (43 tahun), warga Kalumata Kota Ternate,  menyalurkan hobi membonsai  di sela- sela pekerjaan utamanya sebagai seorang konsultan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan membonsai  ini  sudah digeluti lebih  dari 20 tahun. Dia mengaku mengenal bonsai sejak sekolah di Sekolah Pertanian (SPMA) pada  1995.

Dia juga tak sembarangan bikin bonsai.  Rata- rata  jenis pohon langka, setidaknya di Maluku Utara. Dia juga  menginisiasi Komunitas Bonsai Galamalama yang disingkat Kobong. Kobong bermakna kebun dalam bahasa Melayu Ternate dengan anggota  lebih dari 20 pebonsai. “Wadah ini jadi tempat bertukar informasi mengenai bonsai hingga menggelar agenda penting  di Kota Ternate,” katanya belum lama ini.

banner 336x280

Zulkifli bilang, ada beberapa alasan mau membonsai, dari ingin mempraktikkan ilmu pengetahuan di  sekolah. Juga menyelamatkan tanaman langka dan terancam punah di Maluku  Utara,  juga tentu cuan.  Pohon lemo lemo, salah satu tanaman yang  dia bonsai. Lemo lemo  ini, katanya, mengilhami pembuatan bonsai pertama kali. Di Indonesia termasuk di Maluku Utara  ada karena diintroduksi dari luar. “Sejarahnya, pertama kali di Tiongkok jadi tanaman obat batuk yang dipelihara para tabib di istana di  masa kekaisaran Dinasti Tang,” kisahnya.

Jika mau melihat beragam bonsai yang dia buat dan rawat ada di rumahnya di  kawasan  Kalumata Puncak, Kota Ternate Selatan . Dari depan ke belakang, halaman ruma  yang lebarnya sekitar tiga meter dan panjang 15 meter  itu penuh sesak   pot berisi tanaman bonsai.   Tidak sembarangan pohon yang dibonsai. Rata- rata  jenis pohon kategori langka di Maluku Utara.

Untuk  khas Maluku  Utara,  yang dibonsai  seperti pohon tawabi. “Pohon ini   diburu juga jadi ikon karena mulai hilang  dari bumi Maluku Utara.  Tumbuh di pesisir dan pulau kecil berkarang.  Di Indonesia lebih dikenal dengan santigi. Bagi penggemar bonsai  santigi  tidak  asing lagi. Pohon  bernama latin Pemphis acidula ini, jadi penghias ruangan. Selain punya rupa elok, karakteristik batang, daun, bunga menjadikan santigi sebagai bonsai bernilai tinggi. Tak heran bonsai tanaman ini banyak dikoleksi ataupun diperjual-belikan.

Secara umum, pohon ini tumbuh di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia, tepatnya di pesisir pantai berkarang, tanah berpasir dan tepi hutan mangrove.

Bonsai akar pohon Gumira atau Premna microphila-foto-M-Ichi

Selain di Indonesia,  santigi  juga banyak ditemukan di negara-negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam. Juga Srilanka (Maldives), Australia bagian utara, dan Afrika Timur.

Di gugusan pulau di Halmahera Selatan  ada nama kampung diambil dari nama lokal kayu ini yakni tawabi. Ada tiga nama Kampung Tawabi   sekaligus, satu di Pulau Kayoa, Kasiruta dan Kepulauan Joronga. Kampung- kampung ini dulu banyak pohon tawabi. Seiring waktu, karena eksploitasi tak terkontrol   sudah sangat sulit ditemukan. “Ini yang membuat saya berinsiatif membonsai pohon santigi,” kata  Zulkifli. Santigi ini bisa dibiakkan dengan biji. Sementara proses bonsainya cukup lama  sudah empat tahun saja  belum terbentuk,” kataya.

Selain santigi ada juga lemo lemo. Pohon   ini dikenal di Jawa dengan  jeruk kingkit.  Ia bukan pohon asli Maluku Utara, tetapi jadi ciri khas karena keberadaannya punya hubungan sejarah dengan Tiongkok. Diduga pohon ini dibawa berlayar seturut kedatangan pedagang Tiongkok ke Indonesia.

“Dulu, pohon ini  banyak di Ternate bahkan ada di sekitar kedaton kesultanan. Seiring waktu, sudah sulit cari pohon ini di  Malut,” jelasnya.  Zulkifli bilang,  Ada juga bonsai tome tome.  Pohon ini juga jadi bonsai Zulkifli karena mulai langka.  Tidak hanya pohon lokal Maluku Utara, ada juga  dari luar dengan habitat asli di beberapa negara Asia.  Ada beberapa pohon beringin, pinus Jepang, waru Vietnam dan Thailand. Pohon-pohon itu  ada yang sudah lama  juga yang  baru masuk ke Indonesia.

Pohon yang dipilih jadi bonsai,  tidak sembarangan  karena ada syarat dan ketentuan. Ada lima syarat harus dipenuhi ketika akan membuat bonsai. Yakni, tanaman adalah pohon atau kelompok dikotil berkayu. Karena tidak semua tanaman dikotil itu berkayu dan berumur panjang.  Lalu,  berdaun kecil atau daun besar yang bisa dikecilkan. Ada tanaman berbiji dikotil berdaun besar tetapi tak bisa dikecilkan.  “ Karena tak semua pohon berdaun besar bisa dikecilkan.” Ujarnya.  Tanaman harus tahan dalam training,  tak mudah mati dalam perlakuan tertentu. Misal, ketika dahan ditekuk, dahan dan akar dipangkas atau dalam kondisi ekstrem. Syarat lain, pohon memiliki tingkat perantingan padat.

Bonsai hasil karya Zukifili yang ada di halaman rumah, foto M Ichi 

Membonsai adalah membuat miniatur pohon di alam. “Untuk  mencapai kematangan sempurna     harus dibentuk  dari akar, batang  cabang, ranting dan anak ranting.  Butuh juga kesabaran,” jelasnya. Membonsai  juga merawat dan memuliakan tanaman. Menggabungkan pengetahuan  botani  dan ilmu seni.

Basic sekolah di ilmu agronomi jadi cocok dengan hobi ini. Juga memanfaatkan  lahan terbatas  di  kota  seperti di Ternate ini,” katanya. Bagaimana dengan cuan yang didapat dari  membonsai? Dia mengaku tidak menawarkan kepada penghobi bonsai secara langsung tetapi ada banyak kalangan   sudah tahu maka  mereka  beli dengan harga bervariasi sesuai lama membentuk dan merawatnya. “Minimal per pohon Rp500 ribu hingga ada puluhan juta,” katanya. (aji/red)

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *