Halmaherapedia– Zulkifli Idris (43 tahun), warga Kalumata Kota Ternate, menyalurkan hobi membonsai di sela- sela pekerjaan utamanya sebagai seorang konsultan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan membonsai ini sudah digeluti lebih dari 20 tahun. Dia mengaku mengenal bonsai sejak sekolah di Sekolah Pertanian (SPMA) pada 1995.
Dia juga tak sembarangan bikin bonsai. Rata- rata jenis pohon langka, setidaknya di Maluku Utara. Dia juga menginisiasi Komunitas Bonsai Galamalama yang disingkat Kobong. Kobong bermakna kebun dalam bahasa Melayu Ternate dengan anggota lebih dari 20 pebonsai. “Wadah ini jadi tempat bertukar informasi mengenai bonsai hingga menggelar agenda penting di Kota Ternate,” katanya belum lama ini.
Zulkifli bilang, ada beberapa alasan mau membonsai, dari ingin mempraktikkan ilmu pengetahuan di sekolah. Juga menyelamatkan tanaman langka dan terancam punah di Maluku Utara, juga tentu cuan. Pohon lemo lemo, salah satu tanaman yang dia bonsai. Lemo lemo ini, katanya, mengilhami pembuatan bonsai pertama kali. Di Indonesia termasuk di Maluku Utara ada karena diintroduksi dari luar. “Sejarahnya, pertama kali di Tiongkok jadi tanaman obat batuk yang dipelihara para tabib di istana di masa kekaisaran Dinasti Tang,” kisahnya.
Jika mau melihat beragam bonsai yang dia buat dan rawat ada di rumahnya di kawasan Kalumata Puncak, Kota Ternate Selatan . Dari depan ke belakang, halaman ruma yang lebarnya sekitar tiga meter dan panjang 15 meter itu penuh sesak pot berisi tanaman bonsai. Tidak sembarangan pohon yang dibonsai. Rata- rata jenis pohon kategori langka di Maluku Utara.
Untuk khas Maluku Utara, yang dibonsai seperti pohon tawabi. “Pohon ini diburu juga jadi ikon karena mulai hilang dari bumi Maluku Utara. Tumbuh di pesisir dan pulau kecil berkarang. Di Indonesia lebih dikenal dengan santigi. Bagi penggemar bonsai santigi tidak asing lagi. Pohon bernama latin Pemphis acidula ini, jadi penghias ruangan. Selain punya rupa elok, karakteristik batang, daun, bunga menjadikan santigi sebagai bonsai bernilai tinggi. Tak heran bonsai tanaman ini banyak dikoleksi ataupun diperjual-belikan.
Secara umum, pohon ini tumbuh di wilayah beriklim tropis seperti Indonesia, tepatnya di pesisir pantai berkarang, tanah berpasir dan tepi hutan mangrove.
Selain di Indonesia, santigi juga banyak ditemukan di negara-negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam. Juga Srilanka (Maldives), Australia bagian utara, dan Afrika Timur.
Di gugusan pulau di Halmahera Selatan ada nama kampung diambil dari nama lokal kayu ini yakni tawabi. Ada tiga nama Kampung Tawabi sekaligus, satu di Pulau Kayoa, Kasiruta dan Kepulauan Joronga. Kampung- kampung ini dulu banyak pohon tawabi. Seiring waktu, karena eksploitasi tak terkontrol sudah sangat sulit ditemukan. “Ini yang membuat saya berinsiatif membonsai pohon santigi,” kata Zulkifli. Santigi ini bisa dibiakkan dengan biji. Sementara proses bonsainya cukup lama sudah empat tahun saja belum terbentuk,” kataya.
Selain santigi ada juga lemo lemo. Pohon ini dikenal di Jawa dengan jeruk kingkit. Ia bukan pohon asli Maluku Utara, tetapi jadi ciri khas karena keberadaannya punya hubungan sejarah dengan Tiongkok. Diduga pohon ini dibawa berlayar seturut kedatangan pedagang Tiongkok ke Indonesia.
“Dulu, pohon ini banyak di Ternate bahkan ada di sekitar kedaton kesultanan. Seiring waktu, sudah sulit cari pohon ini di Malut,” jelasnya. Zulkifli bilang, Ada juga bonsai tome tome. Pohon ini juga jadi bonsai Zulkifli karena mulai langka. Tidak hanya pohon lokal Maluku Utara, ada juga dari luar dengan habitat asli di beberapa negara Asia. Ada beberapa pohon beringin, pinus Jepang, waru Vietnam dan Thailand. Pohon-pohon itu ada yang sudah lama juga yang baru masuk ke Indonesia.
Pohon yang dipilih jadi bonsai, tidak sembarangan karena ada syarat dan ketentuan. Ada lima syarat harus dipenuhi ketika akan membuat bonsai. Yakni, tanaman adalah pohon atau kelompok dikotil berkayu. Karena tidak semua tanaman dikotil itu berkayu dan berumur panjang. Lalu, berdaun kecil atau daun besar yang bisa dikecilkan. Ada tanaman berbiji dikotil berdaun besar tetapi tak bisa dikecilkan. “ Karena tak semua pohon berdaun besar bisa dikecilkan.” Ujarnya. Tanaman harus tahan dalam training, tak mudah mati dalam perlakuan tertentu. Misal, ketika dahan ditekuk, dahan dan akar dipangkas atau dalam kondisi ekstrem. Syarat lain, pohon memiliki tingkat perantingan padat.
Membonsai adalah membuat miniatur pohon di alam. “Untuk mencapai kematangan sempurna harus dibentuk dari akar, batang cabang, ranting dan anak ranting. Butuh juga kesabaran,” jelasnya. Membonsai juga merawat dan memuliakan tanaman. Menggabungkan pengetahuan botani dan ilmu seni.
“Basic sekolah di ilmu agronomi jadi cocok dengan hobi ini. Juga memanfaatkan lahan terbatas di kota seperti di Ternate ini,” katanya. Bagaimana dengan cuan yang didapat dari membonsai? Dia mengaku tidak menawarkan kepada penghobi bonsai secara langsung tetapi ada banyak kalangan sudah tahu maka mereka beli dengan harga bervariasi sesuai lama membentuk dan merawatnya. “Minimal per pohon Rp500 ribu hingga ada puluhan juta,” katanya. (aji/red)