Fasilitas Publik di Ternate Tak Ramah untuk Disabilitas

Daerah46 Dilihat
banner 468x60

Bangun Trotoar untuk Pedagang?

Halmaherapedia– Sarana publik yang dibangun pemerintah kota Ternate dianggap belum memenuhi harapan dan kebutuhan  kelompok masyarakat tertentu. Terutama kaum disabilitas atau mereka yang berkebutuhan khusus.  Padahal   sarana kota ini  mestinya dirasakan nyaman untuk semua warga kota.

banner 336x280

“Sebagian besar sarana umum yang dibangun oleh  pemrintah kota, bagi kami dari kelompok masyarakat  disabilitas  merasakan tidak ramah dan aman,” ujar Faisal Assor dari Ikatan Keluarga Disabilitas Makugawene (IKDM).

Penyampaian Faisal di hadapan Wali Kota Ternate Tauhid Soleman itu bertepatan dengan kegiatan diskusi dan bacarita santai  mendorong Ternate kota ramah HAM yang dilaksanakan di aula Kantor Wali Kota Ternate Jumat (3/5/2024) lalu. Ungkapan Faisal ini terlontar ketika Walikota Tauhid Soleman menanyakan ke audiens peserta diskusi, siapa yang merasa tidak aman hidup di Ternate. Saat pertanyaan itu terlontar  sebagian besar membalasnya dengan mengatakan aman.

Namun tidak demikian dengan Faisal. Dia menyampaikan bahwa  meski sebagian besar merasa aman tetapi  dia dan kawan kawannya merasa tidak aman terutama menyangkut fasilitas public yang disediakan.  Suara Faisal ini   Wali Kota menimpalinya dengan menyampaikan bahwa,  karena memikirkan kenyamanan kaum disabilitas maka diskusi dan bacarita santai itu dilaksanakan di aula lantai 1 kantor wali kota.

Faisal lantas meminta agar Pemkot dalam  membangun fasilitas umum turut memikirkan  ramah terhadap kebutuhan kelompok disabilitas.  “Kami minta pak Wali Kota turut memperhatikan masalah ini,” kata Faisal.

Salah satu  sarana public di kota Ternate yang mendapat sorotan adalah trotoar. Fasilitas yang dibangun di kota ini  pemanfaatannya bukan untuk publik terutama pejalan kaki tetapi  tempat berjualan.

Direktur  Daulat Perempuan Maluku Utara (DAURMALA)  Nurdewa Safar  yang juga sebagai moderator yang tampil bersama Wali Kota Tauhid Soleman, turut menyoroti  sarana  trotoar yang ternyata tidak ramah terhadap kelompok- minoritas dan public umumnya.

“Sarana tidak ramah  itu ada di depan mata. Salah satu contohnya trotoar. Sangat tidak ramah terhadap perempuan. Ibu hamil yang jalan pagi misalnya, tidak bisa menggunakan trotoar yang dibangun pemerintah karena dimanfaatkan pedagang. Ini masalah yang  nyata dan  ada di depan mata,” ujar Nurdewa.

Tidak hanya untuk ibu hamil tetapi juga untuk masyarakat umumnya. Dia lantas mempertanyakan untuk apa trotoar dibangun. “Apakah digunakan untuk pejalan kaki atau  digunakan pedagang dan gerobak untuk jualan,” katanya.

Sayang apa  yang dikiritisi Nurdewa  ini tidak ditanggapi secara jelas oleh Wali Kota.  Saat itu wali kota bicara beberapa hal menyangkut dengan Musrenbang khusus komunitas dan perlunya mendorong Perda Kota Ternate yang ramah HAM. (aji/red)  

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *