Seho ‘Pohon Rupiah’ yang Belum Banyak Dilirik

banner 468x60

Pemanfaatan pohon enau atau aren belum dilakukan secara massive. Padahal potensi pohon yang tumbuh di berbagai pulau di Maluku Utara ini sangat melimpah.
Masyarakat di sejumlah Desa di Halmahera Selatan terutama di Pulau Bacan, sudah mengolah dan mengolah aren atau seho warga lokal menyebutnya, sudah turun temurun.
Di desa Kampong Makeang, Hidayat dan Papaloang Pulau Bacan misalnya, warga menjadikan sebagai sumber pendapatan penting selain perkebunan seperti kelapa, coklat cengkih dan hasil pertanian hortultura.
La Ode La Puasa 21 Tahun salah satu warga Desa Papaloang yang juga pengolah aren ditemui di kawasan perkebunan warga Kampung Makean Pulau Bacan, bercerita setiap hari dia memanjat tiga belas pohon aren untuk mengambil air nira atau saguer yang telah diolah tangkai buahnya. Dari setiap pohon didapatkan 5 sampai 7 liter air nira. Sehari tertampung sekira 80 liter kemudian diolah menjadi gula aren.
“Jika sudah jadi gula gampang jualnya. Ada langganan yang siap ambil. Biasanya jual ke langganan per buah Rp7 ribu. Sementara dijual pedagang di pasar Bacan Rp10 ribu,” jelasnya.
Dalam dua hari bisa mengolah saguer yang ditampung dari pohon yang disadap menghasilkan 200 buah gula aren. Artinya dalam dua hari bisa mendapatkan uang berkisar Rp 1 hingga Rp1,5 juta. “Bikin gula ini dapa doi (uang,red) banyak. Cuma sekarang ini masih susah diatur,” katanya.
Dia berharap apa yang sudah dilakukan ini benar- benar bisa membantu hidupnya kelak dan orang tuanya. Apalagi di Pulau Bacan pohon seho banyak bahkan tidak akan habis. Dia turut berharap pemerintah daerah juga ikut mengenitervenasi produk ini untuk diversifikasinya. “Kita berharap juga selain gula juga ada produk turunan lainnya untuk lebih menambah pendapatan. Bukan seperti yang banyak dimanfaatkan untuk pembuatan minuman keras. Kalau di sini tidak ada yang olah menjadi minuman keras semua dibuat gula,” katanya.
Riset Mahdi Tamrin, Leti Sundawati, Nurheni Wijayanto dari Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Desember 2015 berjudul Strategi Pengelolaan Agroforestri Berbasis Aren di Pulau Bacan Kabupaten Halmahera Selatan menemukan ada praktek agroforestri dilakukan petani di Desa Kampung Makian. Praktek Ini adalah pengelolaan lahan untuk memberikan manfaat ekonomi, ekologi dan sosial. Pemanfaatan aren ini juga memiliki peran meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menjamin ketersediaan pangan yang cukup dan mampu berperan sebagai penyedia bahan baku untuk bahan bakar nabati dan fungsi ekologis bagi masyarakat.

Hutan yang-ditumbuhi-enau di Pulau Bacan foto M ichi

“Sistem penggunaan lahan agroforestri di Propinsi Maluku Utara menurut hasil riset ini yakni mencampurkan banyak jenis tanaman. Di antaranya aren (Arenga pinnata Merr) sebagai tanaman utama. Salah satu sentra agroforestri berbasis aren itu ada di Desa Kampung Makian Halmahera Selatan Bacan Selatan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengelolaan agroforestri berbasis aren dapat memberi kontribusi sebesar 99.29% terhadap pendapatan rumah tangga desa Kampung Makian,” tulis hasil riset tersebut.
Kegiatanya masih sangat tradisional dan dilakukan secara turun temurun sampai saat ini oleh petani. Pemanfaatan nira menjadi gula aren dilakukan sebagai industri rumah tangga (home industry). Hal ini juga dilakukan secara berkelanjutan (sustainable) dengan menggunakan teknologi sederhana.
“Dalam pengelolaan kebun agroforestri berbasis aren, petani lebih banyak menggunakan pengalaman dari orang tua maupun hasil pertukaran antar petani,” jelas hasil riset tersebut.
Lama pemasakan nira aren hingga dicetak adalah 3–4 jam dengan rata– rata jumlah produksi 150–200 butir atau sekitar 75–80 kg/ dengan frekuensi produksi 5 hari. Gula yang telah dimasak selanjutnya dicetak ke dalam cetakan dari tempurung kelapa. Selanjutnya dikemas dengan daun pisang kering dan siap dipasarkan. Pemasaran gula aren rata–rata petani menjualnya ke pengumpul lokal.(aji/diolah)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *