Halmaherapedia— Mobil pengangkut berpendingin (thermoking,red) sangat dibutuhkan nelayan. Terutama mengangkut produksi perikanan, baik ikan maupun es. Mobil ini juga sangat membantu dalam usaha perikanan rantai dingin dari tempat produksi sampai ke kapal yang menyediakan container refeer, lalu dibawa ke daerah tujuan.
Untuk Maluku Utara pada 2024 ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Logistik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) membantu dua unit yang diserahkan ke Halmahera Selatan dan Kabupaten Pulau Morotai. Bantuan thermoking ini telah diserahkan kepada para penerima pekan lalu. Untuk Kabupaten Pulau Morotai misalnya mobil itu baru diserahkan Rabu (11/12/2024) dan telah dioperasikan Jumat (13/12/2024) lalu.
KKP melalui Ditjen PDSPKP sendiri memiliki beberapa program. Salah satunya adalah Sisitim Logistic Ikan Nasional (SLIN). Bantuan thermoking ini bentuk implementasi program SLIN tersebut.
Ivan Hanafi Perwakilan Direktorat Logistik Ditjen PSDKP KKP usai pengoperasian mobil bantuan thermoking itu di Morotai menjekaskan, program SLIN itu di dalamnya ada tiga hal yang dilakukan.Yakni menyangkut ketersediaan terutama berkaitan stok ikan, lalu keterjangkauan berhbungan dengan distribusi ikan untuk dibawa ke berbagai tempat. Dalam distribusi itu KKP memiliki program bantuan gudang logistic portable dan mobil berpendingin untuk pengangkutan hasil perikanan seperti bantuan kepada koperasi perikanan di Halmahera Selatan dan Morotai. Selain itu ada juga program traceability ketertelusuran ikan dalam program eksport terutana untuk jenis ikan tuna.
“Tahun ini ada bantuan 10 mobil berpendingin. Maluku Utara mendapatkan dua unit. Satu di Bacan Halmahera Selatan dan satunya lagi di Morotai. Mobil ini memiliki roda empat dengan engkel box dan termoking. Kita sudah cek fisik bersama kesesuainnya dan sudah ada ceremonial penyerahan kepada ketua koperasi penerima,” jelas Ivan. Kapasitas termoking bisa mengangkut 3,7 ton ikan.
Bantuan ini kata Ivan tiap tahun ada dengan diajukan permintaan secara berjenjang. Misanya koperasi yang sudah punya Nomor Induk Koperasi (NIK) diajukan dari kabupaten, diverifikasi lalu jika sesuai diusukan ke provinsi dan dilakukan validasi selanjutnya dan kirim ke pusat. Pusat kemudian turun memverifikasi kebenarannya.
“Tahun lalu Ternate dan Halmahera Timur mendapatkan bantuan ini. Bantuan ini dan dimulai dari 2016 dan tiap tahun ada. Kalau tidak dapat mobil berpendingin, bisa pabrik es. Bisa juga gudang beku portable,” jelas Ivan.
Meski demikian katanya ada syarat tidak dipindahtangankan dan harus punya biaya operasional. Dia menyarankan bantuan ini juga, koperasi bisa memanfaatkan dan melakukan kerjasama dengan dinas untuk membuat gemar makan ikan atau bazaar ikan. Alat ini juga tidak bisa digunakan angkut barang lain. Bantuan ini bisa didapatkan siapa saja yang bergerak dalam usaha perikanan baik kelompok masyarkat, kelompok pendidikan seperti pesantren dan lembaga adat. Terpenting benar benar digunakan untuk usaha di bidang perikanan.
Kepala Dinas Perikanan Morotai Jopy Jutan mengatakan, bantuan ini paling tidak bisa memehuni kebutuhan angkut ikan maupun es. Koperasi jika tidak dibantu seperti ini maka rantai pasok dingin bisa terganggu.
Mayrudin Maende Ketua Koperasi Produsen Lintas Maluku Utara yang bergerak di bidang perikanan menyampaikan terimakasih kepada semua pihak terutama KKP Dinas Perikanan Provinsi dan Kabupaten Kota yang melalui rekomendasinya mereka bisa mendapatkan bantuan ini. Bantuan ini sangat berate karena mampu memudahkan mobilitas produksi ikan terutama untuk rantai dinginnya. Dia bilang mobil ini sangat berarti karena ikan yang sudah diolah di pabrik dan cold storage Di Morotai belum bisa menggunakan container reefer atau berpendingin dari tempat produksi. Karena itu produksi ikan harus dibawa dengan kendaraan pendingan yang berjalan hingga puluhan kilometer baru selajutnya masuk ke container refeer. Nah mobil termoking ini sangat membantu memobilisasi ikan dengan rantai sampai ke pelabuhan dan selanjutnya menuju kota tujuan. “Kami sudah mengujicoba penggunaan perdana dari Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Tiley di Morotai Selatan Barat yang dikelola Koperasi Produsen Lintas Maluku Utara. Koperasi ini mengelola cold storage, ABF (Air Blast Freezer) mesin pendingin untuk membekukan ikan secara cepat. dan pabrik es. Setelah ujicoba perdana ini, dua pecan depan koperasi sudah mulai membeli ikan ke nelayan selanjutnya dikirim ke luar. (aji/HP)