Buat Camping, Exlpore Alam, Budaya, Sejarah dan Kuliner
Halmaherapedia— Pulau Hiri, miliki luas 12,40 kilomter atau kurang lebih 697,84 hektare danberada di bagian utara Pulau Ternate. Jika dikunjungi, berjarak kurang lebih 6,3 kilometer dari pantai wisata Sulamadaha Ternate. Pulau ini menyimpan potensi wisata luar biasa.
Sebagai bagian dari rantai kepulauan vulkanik dan berada di pesisir barat Pulau Halmahera, dia tak hanya menyimpan kekayaan wisata alam tetapi juga budaya dan kearifan lokal. Sayangnya hingga kini kekayaan pulau ini belum banyak di-expolre dan diperkenalkan secara luas.
Hal itu menjadi dasar anak muda Tomajiko Pulau Hiri menggelar Camping di pantai Baru Ma Adu, Tomajiko, Pulau Hiri. Kegiatan ini rencana dilaksanakan dua hari Jumat (17/5/2024) dan Sabtu (18//2024).
“Ini langkah awal pengelolaan dan pengembangan wisata pesisir Pulau Hiri. Khususnya di kelurahan Tomajiko. Ini atas inisiatif pemuda mengingat punya potensi luar biasa,” kata Ketua Pemuda Kelurahan Tomajiko, Suryadi Saleh.
Tidak hanya wisata alam darat dan bahari tetapi juga budaya, kuliner dan sejarah. Wisata bawah laut misalnya tidak kalah menarik dengan daerah lain.
“Ada wisata batu lobang dan beragam kuliner huda/sagu, khas Pulau Hiri. Ada sagu setir atau huda raru saya berbentuk bulat dan punya motif. Sagu ini bentuknya sangat berbeda dengan sagu atau huda umumnya di Maluku Utara,” ujar Suryadi.
Untuk mengangkat potensi itu, agenda Camping ini menjadi bagian penting dari program kerja pemuda mendorong wisata pulau Hiri.
“Ini program kerja pertama saya sebagai ketua pemuda sejak dilantik belum lama ini. Saya dan pengurus pemuda Tomajiko laksanakan agenda ini karena berfikir potensi yang ada diperkenalkdan dan dikembangkan. Mulai dengan niat baik demi masa depan Pulau Hiri,” katanya. Untuk beberapa tahun ke depan pemuda akan fokus konsolidasi mendorong pariwisata Pulau Hiri lebih dikenal luas.
Terkait agenda ini tidak hanya Camping, tapi juga menyediakan peralatan mancing. Selain pesisir dengan pepohonan pantai alami, Tomajiko juga punya terumbu karang dan ragam jenis batuan vulkanik. Di sini banyak jenis ikan karang seperti goropa atau kerapu, kakatua, dan lain-lain yang bisa dengan mudah dipancing.
Dia bilang kegiatanya masih sangat sederhana, fasilitasnya juga terbatas, tapi melalui agenda ini kami ingin tunjukkan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pembangunan daerah dan wilayah, terutama yang membidangi pariwisata, bahwa ada potensi alam yang tidak jadi perhatian kebijakan selama ini. Artinya tidak diseriusi.
“Kami ingin merangkul pemuda sebagai lokomotif penyadaran dan gerakan pengembangan wisata di Pulau Hiri,”katanya. Kegiatan juga akan dilanjutkan pada Sabtu malam dengan agenda Puisi Bersedekah bersama Komunitas Teater Anak Bangsa (TAB) Maluku Utara.
Koordinator Mancing Zulkifli Tomahir menyebut, tidak hanya agenda mancing tepi pantai tetapi juga mancing malam hari atau bahasa Ternate-nya hau gamam madaha.
“Kami sediakan juga joran pancing tradisional, umpan dan oti semang-semang atau perahu tradisinal. Jadi, pengunjung yang ingin mancing juga bisa tahu metode- memancing ikan secara tradisional untuk menangkap goropa, bubara dan lain- lain,” kata Zulkifli.
Menurutnya, dalam pengetahuan tradisional warga setempat, ada ikan tertentu ditangkap, tidak bisa ada cahaya. Ada juga ikan- ikan yang butuh sedikit pencahayaan. Di sini bisa mancing dari atas batu, bahkan dari atas perahu. Ada banyak jenis mancing yang diterapkan. Misalnya, hau sirofu, hau duda-duda, hau sirabu, hau tango, hau madoda, hau buang-buang, hau tobo-tobo. Bahkan jenis ikan bubara bisa ditangkap pakai tombak yang disebut kalawai, serta jenis panah (jubi-jubi,red). “Kami ingin semua ini jadi daya tarik wisata bahari, selain wisata alam, kuliner dan sejarah.
Peserta camping ini berasal dari pemuda berbagai organisasi, serta pemerhati wisata dan budaya Maluku Utara. Ada juga kelompok dive yang akan menyelam melihat keindahan alam bawah laut Tomajiko.
Berikut ini beberapa agenda yang dilaksanakan dalam camping nanti. Hari pertama penanaman kelapa bido di sepanjang pesisir Tomajiko. Ada 40 bibit kelapa bido. Juga mengumpulkan bibit kelapa joma (igo joma) dan kelapa ratu (igo ratu).
“Untuk kelapa joma dan ratu, kami sedang berkoordinasi dengan komunitas wisata alam Tareba di Takome agar bisa menyediakan bibit tersebut,”katanya.
Harapan ke depan dengan penanaman kelapa ini, Tomajiko menjadi satu-satunya kelurahan yang menyediakan potensi wisata pantai dengan kelapa muda yang diambil langsung dari pohonnya di lokasi wisata.
Ada juga Hau gamam madaha (mancing malam hari,red). Program ini akan menggunakan perahu milik nelayan tradisional serta peralatan tradisonal. Harapannya ini menjadi bentuk pengaweta dan pelestarian pengetahuan lokal menagkap ikan dan menjaga ekosistem laut yang bersih dan indah. Ada juga pengenalan kuliner khas Pulau Hiri. Misalnya ada lobster, kepiting kanari dan sagu stir.
“Ke depan ada pengembangan wisata kuliner khas Hiri dan Ternate yang berpusat di kelurahan Tomajiko. Terutama bicara mengenai pangan lokal yang semakin hari makin tenggelam di tergerus zaman akibat budaya konsumtif ini.
Terkahir, Puisi Bersedekah untuk Pangaji (tempat belajar ilmu agama,red) Baba Lifa di Tomajiko. Program ini melatih siswa SD dan SMP menumbuhkan kembali tradisi leluhur berupa keahlian membaca dola bolo, dalil, tifa dan dalil moro, tamsil, rorasa dan sebagainya. Puisi bersedekah ini dilaksanakan untuk menjaga generasi berkesenian sesuai nilai-nilai luhur yang diajarkan para pendahulu.(aji/red)