Menanti Gold Generation Indonesia Menuju World Cup

banner 468x60

 Sebuah Catatan Kecil Penggemar Timnas dari Pulo- pulo  

Halmaherapedia—  Hingar bingar pesta dan pujian belum berakhir, selepas semifinal Piala Asia U-23 di Qatar. Harapan pun didedahkan di stadion Clairefontaine Paris Prancis Kamis (9/5/2024) malam tadi.  Lawan generasi emas bola Indonesia  Witan CS, adalah peringkat ke-IV Piala Afrika U-23  “Gini”  Guinea. Dalam tempo 90 menit jantung 270 juta lebih rakyat berdegup kencang. Menggantungkan harapan begitu tinggi. Lolos Olimpiade.

banner 336x280

Namun sebuah pelanggaran dibuat Witan yang menyentuh kaki pemain depan Gini tanpa bola. Mungkin masih debatebel menurut orang awam sepak bola seperti saya. Apakah ada di dalam kotak pinalti atau di luar kotak pinalti. Di menit ke- 28,  kaki timnas yang sudah setengah ke olimpiade malam tadi patah. Artinya tersisa  lagi waktu  62 menit   untuk menyelesaikan pertandingan itu. Sayang  dewi fortuna belum berpihak ke pasukan racikan Putra Taeguk hingga menyerah lewat gol dari titik putih. Skor 1-0 bertahan hingga peluit akhir pertandingan   dimpimpin wasit Francois Letexier asal Prancis. Jalannya pertandingan  dengan tensi tinggi membuat aksi protes berulang dari pemain dan pelatih. Tak ayal STY sempat dikartu merah karena protes keras yang dilayangkan ke wasit.

Akhirnya, harapan mengulang sejarah manis yang terkubur 68 tahun lalu pupus.  Setelah terakhir kali tahun 1956 di  Melbourne masa jaya Andi Ramang dan kawan-kawan membawa Indonesia mengimbangi negara besar sepak bola kala itu,  Uni Sofiet.  Tapi  sudahlah, kita anggapnya  itu nostalgia.

Hari ini sepak bola Indonesia ‘modern’ memberi   sejumput harapan bersaing dengan Negara sepak bola dunia.  Timnas kita memang gagal menembus Olimpiade musim panas di Paris. Tetapi STY dan anak asuhnya telah meletakkan milestone sepak bola Indonesia di mata dunia, terutama Asia.

Anak-anak muda yang berusia rata-rata di bawah 20,08  tahun itu, melibas Yordania, Korea, dan Australia dua negara langganan piala dunia dan satu musuh khas sepak bola timur tengah di penyisihan dan per delapan final AFC U-23.  Artinya, dulu kita inferior di mata mereka, tetapi kini tidak. Dulu dipandang dengan cobi mata sebelah. Kini mereka ketar ketir hadapi kita.

Bicara kelas regional Asia Tenggara, mereka berhitung seratus kali jika jumpa Rizky Rido CS. Malaysia, Vietnam dan Thailand boleh dibilang bukan kelas kita lagi meski secara ranking FIFA masih di bawah  Thailand dan Vietnam. Kita sudah terbang tinggi.

Karena itu bagi saya timnas tak gagal. Mereka telah menorehkan tinta sejarah sepak bola yang telah berbeda level. Setelah hampir empat tahun diracik  pake resep ginseng STY. Sepak bola ala Indonesia bertemu rohnya. Orang boleh saja bilang itu karena ada efek naturalisasi. Tetapi biarlah. Karena toh di tubuh mereka juga mengalir darah pertiwi. So di mana salahnya.

Malam tadi kita boleh gagal menembus Olympiade.   Tetapi  harus  diyakini, sampai di posisi ini  dan yang baru dilewati,  hanyalah sebuah prestasi yang tertunda. Kita masih punya harapan melompat lebih tinggi. Bukankah filosofi atletik mengirim pesan kepada kita, bahwa mundurlah selangkah mengambil ancang ancang untuk melompat yang lebih tinggi?.

Perlu dicatat dalam buku tambaga sepak bola Indonesia, mereka– mereka yang hari ini bermain di timas U-23 hampir seratus persen masuk punggawa senior. Mereka juga masih berjuang merebut tiket ronde ketiga World Cup 2026 yang akan digelar di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat. Di ajang ini tinggal selangkah lagi Indonesia menuju ronde ketiga, asal tidak terpeleset dalam dua pertandingan terakhir bertemu Iraq dan Filipina di GBK.

Di ajang ini juga peluang sangat terbuka. Ada  8 wakil langsung dan satu play off dari Asia.  Artinya  malam tadi ketika para pemain pelatih dan official keluar stadion, sudah harus langsung melupakan. Ibarat  baru keluar toilet semua yang terjadi dan dilakukan hilang tak berbekas. Menatap ajang selanjutnya.

Tatapan kini tertuju pada match terakhir pra Piala Dunia pada 11 dan 16 Juni 2024 di GBK. Peluang Indonesia terbuka lebar, berjibaku tampil di ajang yang ditunggu penggemar sepak bola sejagat. Harapan itu tak utopis. Dalam ‘dadu’ sepak bola, apa pun bisa terjadi. Kans Indonesia yang berada di urutan kedua klasemen Grup D Pra Piala Dunia  di bawah Iraq,  hanya butuh satu kemenangan lalu mengunci klasemen lolos putaran ketiga.

For Further, Starting Eleven Timnas akan berjibaku dan  kembali membuat jantung penggemar berdegup kencang. GBK akan jadi saksi timnas yang berisi anak -anak milenial dan gen z saat ini, mengulang  bahkan perlu melewati prestasi dan sejarah  senior mereka Hermansyah dan kawan -kawan tahun 1986. Kala itu  mereka nyaris lolos piala dunia di Meksiko andai melewati Korea  sebelum terakhir bertemu Jepang.

Sekadar diingatkan di kualifikasi Piala Dunia 1986 Indonesia satu grup dengan Bangladesh, India, dan Thailand di Grup 3B.  Menang empat kali, satu kali seri, dan sekali kalah, berhasil keluar sebagai juara grup dan lolos ke babak  berikut. Kemudian di babak selanjutnya bertemu Korea Selatan. Main di Seoul Indonesia bisa menahan Korsel 0-0 di babak pertama. Namun di babak kedua Korsel berhasil mencetak dua gol. Lalu leg kedua di GBK, Indonesia kalah 1-4. Andai saja kala itu Indonesia lolos dan bertemu Jepang  di fase selanjutnya dan menang, maka mereka lolos ke  Meksiko.

Sejarah dan prestasi itu belum dilewati  timnas Indonesia hingga kini. Artinya kita sudah menanti 38 tahun untuk setidaknya menorehkan prestasi yang sama. Bahkan perlu melewati Hermansyah, Marzuki Nyak Mat, Warta Kusumah, Ristomoyo,  Aun Harhara, Elly Idris, Rully Nere, Herry Kiswanto,   Zulkarnain Lubis Bambang Nurdiansyah dan Dede Sulaiman yang diarsiteki Sinyo Aliando kala itu.

Prestasi Ely Idris pemain asal Pulau Buru bersama kawan kawannya kala itu, kini dipikulkan penggemar ke pundak Rizky Rido  yang menyematkan ban kepten di  dua pertandingan sisa bersama kawan-kawannya.  Dari mereka setidaknya  jika meraih sukses akan  menjadi pelipur lara  dahaga prestasi di tengah hiruk pikuk rakyat dan negeri   ini. Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Menyalaaaa!!!!!!!!!

Penulis, M Ichi

Penggemar Timnas dari Pulo-pulo

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *