Masuk Ruas Dehepodo- Saketa, Sempat Jadi Sumber Suap Pejabat
Halmaherapedia — Kondisi ruas jalan sejumlah wilayah terutama di pulau Halmahera Maluku Utara sangat memperihatinkan. Bahkan terbilang miris. Seperti di Kabupaten Halmahera Selatan saat ini. Ruas jalan di bawah tanggung jawab pemerintah provinsi itu bahkan hancur lebur.
Di Kecamatan Gane Barat Utara hingga Gane Barat dan ke Gane Selatan tidak hanya rusak tetapi sebagian juga belum tembus. Jalan yang masuk ruas pekerjaan Dehepodo –Saketa itu, di bagian Utara belum dilakukan pengaspalan secara keseluruhan.
Sementara di Gane Barat Tengah yang sudah diaspal, kondisinya memprihatinkan. “Tak ubahnya jalan goroba sapi (jalan gerobak sapi,red),” ujar Junaidi Salim warga Gane Barat. Karena prihatin dengan jalan yang hancur lebur itu, Junaidi lalu mengabadikan gambar dan menyebarluaskan melalui media social.
Dihubungi Halamaherapedia.com pada Rabu (8/5/2024) dia mengaku mengabadikan gambar kondisi jalan itu bertepatan Hari Pendidikan 2 Mei 2024 lalu. Jalan yang berbecek dan berkolam saat hujan itu sangat sulit dilewati kendaraan. “Ruas jalan rusak yang saya abadikan itu antara Desa Cango dan Saketa,” katanya.
Dari informasi yang dihimpun Halmaherapedia ruas jalan ini dikerjakan bertahap sejak 2018 lalu. Sayang pekerjaan jalan itu belum cukup 10 tahun sudah sangat memprihatinkan. Ruas jalan Saketa- Dehepodo untuk bagian utara berbatasan dengan Tidore Kepulauan sampai saat ini belum tuntas diaspal. Begitu juga jembatan belum seluruhnya dikerjakan. Di beberapa desa masih menggunakan jembatan darurat agar kendaraan bisa lewat.
Sekadar diketahui ruas jalan Dehepodo- Saketa sempat menjadi sorotan public Maluku Utara karena pada awal 2024 lalu mantan Gubernur Maluku Utara AGK ditahan KPK terkait kasus suap salah satunya adalah tender ruas jalan Dehopodo- Saketa. Sesuai pendalaman penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ada aliran uang suap yang diterima adlaah proyek pengadaan barang dan jasa serta perizinan di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara.
Kala itu AGK diduga dalam jabatannya selaku Gubernur Maluku Utara ikut serta menentukan siapa saja kontraktor yang akan dimenangkan dalam lelang proyek. Besaran berbagai nilai proyek infrastruktur jalan dan jembatan di Pemprov Maluku Utara pagu anggarannya lebih dari Rp500 miliar. Pembangunan itu adalah jalan dan jembatan ruas Matuting-Rangaranga, serta pembangunan jalan dan jembatan ruas Saketa-Dehepodo.
Dari proyek-proyek tersebut, AGK menentukan besaran yang menjadi setoran dari para kontraktor. Saat ini kasusnya memasuki proses persidangan sementara beberapa yang diduga terlibat sudah divonis.(aji/red)