HALMAHERAPEDIA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia melalui Badan Geologi mengeluarkan rilis resmi status Gunungapi Gamalama pada 17 April 2024. Rilis bernomor:14/KM.05/BGL/2024 itu menyangkut adanya peningkatan kegempaan Gunung Gamalama yang masuk Level II atau waspada.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc itu dalam rilis yang diterima Halmaherapedia menjelaskan bahwa, pada tanggal 17 April 2024 Pukul 20.30 WIT: terjadi peningkatan Gempa Vulkanik Dalam (VA) yang cukup siginifikan. Rekaman kegempaan pada tanggal 17 April 2024 dari pukul 00.00-20.30 WIT terekam 22 kali Gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 4 – 8 mm dan 82 kali Gempa Hembusan dengan amplitudo 3 – 5 mm.
Gunung Gamalama yang dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) di Jl. Facei Sabia Belakang Kel. Sangaji Utara Ternate Utara Kota Ternate, menunjukan aktivitas saat ini di Level II (Waspada) sejak 10 Maret 2015.
Peningkatan Gempa Vulkanik Dalam ini menunjukkan peningkatan tekanan dalam tubuh Gunung Gamalama akibat meningkatnya aktivitas magmatik, serta pemunculan gempa Hembusan mengindikasikan aktivitas magma berada di dekat permukaan/dangkal dengan suplai/migrasi magma terus berlangsung dari dapur magma.
Berdasarkan data pengamatan visual 17 April 2024 teramati hembusan kawah teramati asap kawah putih tebal dengan tinggi 100 m. Angin lemah kencang ke arah utara. Bahwa sejak 1 – 16 April 2024 terekam 28 kali gempa Hembusan, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, 29 kali gempa Vulkanik Dalam, 45 kali gempa Tektonik Lokal (TL), 1 kali gempa Terasa, dan 282 kali gempa Tektonik Jauh (TJ).
Aktivitas hembusan kawah teramati hembusan asap kawah putih tipis hingga sedang dengan tinggi 20 – 300 meter. Angin lemah-kencang ke arah utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya dan barat.
“Secara umum aktivitas Gunung Gamalama sejak 1 Januari 2024 hingga 17 April 2024 pukul 20.30 WIT cenderung fluktuatif dan masih didominasi oleh Gempa Hembusan, Gempa Vulkanik Dalam, Gempa Tektonik Lokal, dan Gempa Tektonik Jauh yang berkaitan dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera,” tulis rilis tersebut.
Dalam kondisi ini dan mengingat karakteristik prekursor erupsi Gunung Gamalama, maka potensi bahaya kemungkinan besar terjadi Erupsi Freatik dengan ancaman bahaya lontaran material dari kawah utama melanda wilayah dengan radius 1.5 km dari pusat erupsi. Hujan abu tipis dapat terjadi dengan jarak dan intensitas tergantung arah dan kecepatan angin.
“Berdasarkan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, maka aktivitas Gunung Gamalama masih di Level II (Waspada),”jelas Muhammad Wafid. Karakter erupsi umumnya kata dia terjadi di kawah pusat dengan prekursor erupsi yang relatif singkat.
Sekadar diketahui erupsi terakhir Gamalama terjadi pada 4 Oktober 2018, diawali terekamnya 7 Gempa Vulkanik dalam 1 jam sebelum terjadi erupsi. Tinggi kolom erupsi mencapai 250 meter dari puncak. Sedangkan terakhir terjadi peningkatan kegempaan signifikan pada 22 dan 23 Februari 2024 terekam 18 Gempa Vulkanik Dalam dengan hembusan asap kawah putih tebal dengan tinggi 400 meter dari puncak, namun tidak diikuti terjadinya erupsi.
Karena tingkat aktivitas G. Gamalama Level II (Waspada), maka direkomendasikan: masyarakat di sekitar G. Gamalama dan pengunjung/wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak G. Gamalama. Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai berhulu di kawasan puncak G. Gamalama selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar.
“Terakhir informasi lebih lanjut dapat menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat) atau Pos Pengamatan G. Gamalama 081244474775,” imbaunya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Utara juga mengeluarkan imbauan agar tidak beraktivitas di sekitar lereng gunung api Gamalama.
Kepala BPBD Malut, Febhi Alting, Kamis (18/4/2024 menyampaikan bahwa berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM dan hasil pengamatan, analisis data visual maupun instrumental, oleh petugas Pos Pemantau Gunung Api Gamalama, aktivitas Gunung Gamalama berada di level II (waspada), maka BPBD Malut juga mengimbau BPBD Kota Ternate meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait mengantisipasi kemungkinan terjadi letusan. Mempersiapkan sumberdaya dan terus melakukan pemantauan melalui PVMBG Kota Ternate.
“Di musim hujan, masyarakat di bantaran sungai yang berhulu di kawasan puncak Gamalama selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar dan terus memantau aktivitas Gunung Gamalama melalui media dan saluran terpercaya tidak terpengaruh informasi menyesatkan,” imbaunya.
Imbauan dan peringatan itu ternyata tidak terlalu berdampak dengan aktivitas warga. Hingga Jumat (19/4/2024)siang, aktivitas warga biasa saja. Mereka yang bekerja kantor hingga bisnis dan jual beli di pasar dan pertokoan.
Pantauan Halmaherapedia di sejumlah kawasan di kota Ternate aktivitas warga berlangsung lancar. Di perkantoran aktivitas pegawai juga sama. Begitu juga kegiatan ekonomi di pasar tradisional dan mall berjalan lancar.
Sriningsih Nyong salah satu pedagang di pasar ikan mengaku tidak terlalu terpengaruh informasi yang berkembang. Dia masih tetap beraktivitas biasa.Sejak pagi sudah ke pasar berjualan ikan. “Aktivitas biasa namun demikian torang (kita,red) tetap waspada dan ikhtiar,” katanya.(aji/editor)