Halmaherapedia— Sebagai Provinsi dengan lahan kelapa terluas dibanding komoditas perkebunan lainnya,produksi kelapa memiliki pasar cukup cerah. Berdasarkan data BPS Maluku Utara luas luas perkebunan kelapa di Maluku Utara mencapai 237.271 hektare yang merupakan penjumlahan total data luasan dari 10 kabupaten/kota di Maluku Utara. Dari data tersebut Halmahera utara mencatatkan diri sebagai wilayah dengan koleksi lahan perkebunan terluas mencapai 49287 hektar. Disusul Kabupaten Halmahera Barat dengan 31679 hektar dan Kepulauan Sula dengan luas perkebunan kelapa mencapai 31328 hektar. Sementara Halmahera Selatan dengan total luas lahan perkebunan kelapa mencapai 29735 hektar.Sementara 6 kabupaten/kota lainnya memiliki perkebunan kelapa yang luasnya di bawah 20 ribu hektar.
Masih berdasarkan data statistik. Maluku Utara masuk lima besar produsen kelapa terbesar di Indonesia Maluku Utara termasuk dalam lima provinsi penghasil kelapa terbesar di Indonesia. Data Produksi Perkebunan Rakyat Menurut Jenis Tanaman di Provinsi Maluku Utara Tahun 2023 menunjukan produksi kelapa mencapai 204040.66 ribu ton. Besarnya produksi kelapa yang ada ikut menaikkan nilai tukar petani.
Karena banyaknya produksi kelapa yang dimiliki Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan pentingnya hilirisasi di sektor pertanian dan perkebunan terutama sejumlah komoditas perkebunan seperti kelapa, kopi, kakao, pala, hingga mente memiliki potensi ekspor bernilai tinggi dan mampu menopang devisa negara. Dinukil dari liputan6.com, Komoditas kelapa misalnya jika dikelola dengan serius, nilai ekspor bisa menembus Rp 400 triliun. Pasarnya pun sudah ada yakni China dan India.
“Contohnya kelapa, saat ini luasnya secara nasional luasnya sudah 2,8 juta hektare. Jika dilakukan hilirisasi, ekspor kelapa bisa bernilai hingga Rp 400 triliun. Industri ini sudah ditunggu pasar global, khususnya China dan India,” kata Amran dalam keterangan tertulis, Rabu (20/8/2025) lalu.
Selain di sektor perkebunan, program hilirisasi pertanian dan sebagai kunci peningkatan kesejahteraan petani dan penguatan ekonomi nasional. Hilirisasi ini dinilai menyerap hingga 1,6 juta tenaga kerja baru, sekaligus membuka peluang besar bagi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP).
“Kita harus masuk ke hilirisasi. Hilirisasi ini bisa mempekerjakan 1,6 juta orang, dengan target tiga tahun,” katanya.(aji/edit)