Alert, Kus Kus Mata Biru Ternate Dalam Bahaya  

Headline, Nasional84 Dilihat
banner 468x60

Setiap Malam Diburu  untuk Dikonsumsi   

Kus kus mata biru salah satu kekayaan satwa endemic Ternate yang keberadaanya semakin langka, benar benar dalam bahaya.

banner 336x280

Hampir setiap malam hewan khas Pulau Ternate ini diburu  untuk dikonsumsi dagingnya  oleh orang orang tidak bertanggung jawab.

Buktinya Minggu (30/6/2024) malam  sekira pukul 00.00 WIT 5 warga yang diketahui berasal dari Halmahera Barat  menembaki puluhan ekor kus kus mata biru   di kawasan pulau  Tareba. Dari jumlah satwa yang ditembaki tiga ekor diantarnya mati dan dibawa  pulang.

Aksi para pemburu  ini diketahui anggota komunitas pulau  Tareba  dan warga sehingga  akhirnya para pelaku diamankan   walau akhirnya mereka  kemudian dilepas

Junaidi Abas Ketua komunita Pulau Tareba dihubungi Senin (30/6/202) malam,  menjelaskan  para  pemburu  kus kus mata biru itu   setelah diinterogasi berasal dari Halmahera Barat  tepatnya dari  Kecamatan ibu Tabaru. Keberadaan mereka   di Ternate  adalah sebaga pekerja di  salah satu toko kelontong  di Kota Ternate.  Mereka  ini terdiri dari lima orang. Kelimanya  adalah, Obi, Vebi serta ada  3 rekan mereka  yang tidak sempat diidentifikasi  oleh anggota komunitas yang melakukan tangkap tangan  dalam aksi perburuan itu.

“Tiga orang itu  kami tidak sempat tanyakan namanya. Mereka diamankan  tepat  sekira pukul 00:00 Wit  atau  jam 12 malam.   Mereka diamankan   di area danau Danau Tolire Kecil Kelurahan Takome.

Saat diinterogasi   mereka ini berburu kus-kus mata biru itu yang saat ini menjadi maskot Kota Ternate.

“Ketika saya mendapat laporan dari  pemuda bahwa ada yang menembak  kus-kus, segera saya ke lokasi di mana para pemburu berada,” jelas Junaidi.

kus kus yang diisi dalam plastik , foto Komunitas Pulo Tareba

Ternyata benar saja  para pemburu  itu  telah melakukan aksi menmbaki  kus-kus mata biru  beberapa puluh ekor.  Kami  hampiri dan  teemukan  sudah ada 3 ekor kus-kus mata biru yang  mati  terbunuh karena ditembak. “Kami sangat sesalkan kejadian  ini. Saat itu  ebenarnya  para pemuda dan anggota komunitas ini main hakim sendiri  mengambil tindakan  secara hokum.  Namun karena tdak memiliki dasar aturan atau regulasi yang yag menjadi dasar mereka dijerat  sehingga tidak bisa berbuat apa apa.  “Hal ini sudah terjadi berulang kali tetapi karena tidak punya dasar hokum  yang bisa jadikan pegangan  akhirnya perburuan ini berulang tetapi tidak bisa ditindak   Kami resah dan marah atas kejadian ini.  Karena sangat merusak, menghabiskan,  dan mengancurkan  keberadaan satwa yang dilindungi.

Hal ini  bahkan sudah berulangkali  terutama   di kelurahan Takome  Kota Ternate. Ketika warga atau komunitas mendapatan kasus seperti ini  kami hanya mencegah  melakukan  penahanan  alat atau senjata yang di pakai untuk berburu.  Kami tidak punya dasar regulasi terkait tindakan yang bisa menjerat mereka. Karena itu   harapan kami  ini menjadi peran penting pihak terkait  terutama   Balai Konservasi Sumberdaya  Alam (BKSDA ) bersama  pemerintah Kota Ternate segera mengambil langkah.  Tujuannya   tidak ada  ada lagi kejadian seperti ini berulang.

“Kami dari komunitas hanya membantu  melakukan pencegehan saja. Semoga  pemerintah, BKSDA, dan komunitas   terkait mengatasi perburuan satwa liar ini.

Bagi kami     kus kus mata biru yang menjadi hewan endemic Pulau Ternate ini benar benar berada dalam bahaya.  Hewan nocturnal ini setiap malam diburu untuk dimakan orang orng yang tidak bertanggungjawab.

Soal kasus ini Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) BKSDA Ternate   Abas khurasan dikonfirmasi  mengaku sudah menerima  mendapatkan laporan tersebut. Sayangnya mereka terkesan lamban mengambil sikap menindak tegas aksi perburuan yang mematikan satwa endemic Ternate tersebut.  “Kami  juga baru pulang dari Ambon sementara staf kami juga ada yang baru balik dari lapanngan  sehingga sejauh ini kami belum mengambil langkah apa apa,” kilah Abas dihubungi Senin (30/6/2024) malam tadi.

para pelaku yang diamankan bersama barang bukti senjata angin yang mereka miliki

Terkait kinerja BKSDA ini baik komunitas maupun beberapa pegiatn konservasi kus kus mata biru  eminta kepada BKSDA lebih meningkatkan kinerjanya   mengingat apa yang terjadi di Pulau Tareba ini sudah berulangkali.

Sekadar diketahui belum cukup dua bulan ini, sudah diamankan pelaku dalam dua kali perburuan  hewan yang sama. Dari pelakunya selalu dibiarkan berkeliaran tanpa ada proses yang membuat mereka jera.

“Ini sudah kali kedua aksi ini, kami berharap BKSDA tidak tinggal diam dengan masalah serius ini,” harap Abdul Kadir Arif  Pembina Aspiring  Geopark Ternate.(aji)

 

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *