Halmaherapedia- Forum Studi Halmahera (Foshal) Maluku Utara menggelar Pelatihan Pengorganisasian Masyarakat Tahun 2025. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari di kantor Walhi Malut sejak Sabtu (18/10) sampai (19/10). Pelatihan ini melibatkan mahasiswa dan anggota lembaga Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Malut sebanyak 15 peserta.
Pelatihan itu, bertujuan memberikan penguatan kepada para mahasiswa dan anggota lembaga WALHI untuk memehami lebih mendalam tentang pengorganisasian masyarakat dan isyu-isyu lainnya yang berhubungan dengan pendampingan masyarakat. Selain itu para pesertanya nanti diharapkan bisa menjadi relawan bagi NGO yang ada di daerah ini.
Foshal sebgai salah satu organisasi Non-Pemerintah yang didirikan dengan visi mendorong terwujudnya masyarakat lokal yang berdaulat dalam pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan, yang demokratis sesuai prinsip hak azasi manusia universal, yang berkeadilan gender, dan yang sejahtera ekonominya berkomitmen kuat menjadi lembaga ‘penggemblengan’ karakter dan kompetensi generasi muda Maluku Utara dalam bidang pengelolaan berkelanjutan sumberdaya alam wilayah kepulauan.

“Untuk itu, Foshal secara proaktif mengembangkan program penguatan kapasitas staf dan relawan Foshal, antara lain melalui: pelatihan internal dan eksternal, aktif berpartisipasi dalam forum pertemuan (lokakarya atau simposium) regional dan nasional, dan kegiatan pengembangan SDM lainnya,” jelas Zulkifli Idris fasilitator pelatihan CO FOSHAL .Menurutnya kegiatan pengembangan kapasitas Foshal dilakukan untuk mendukung program kerja tematrik yang sudah dilakukan Foshal sejak berdiri tahun 1999.
Program kerja tematik Foshal yakni dimaksud adalah antara lain Pengkajian Dan Advokasi Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya Alam Wilayah Kepulauan; Pendampingan Pemberdayaan masyarakat Lokal; Pengembangan jaringan kerjasama. “Program kerja tematik ini merupakan Program Kerja Strategis Foshal yang dibangun untuk menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan wilayah Kepulauan Maluku Utara dan sekitarnya,” jelas Zulkifli.
Tantangan yang dimaksud meliputi faktor internal yang disebabkan kebijakan dan praktek pembangunan perekonomian daerah mau pun faktor eksternal dari variabilitas alam semisal perubahan iklim global. Menyadari tantantangan besar dalam upaya mewujudkan visi, misi melalui program kerja tematik ini, Foshal meyakini diperlukannya aktifis di kalangan mahasiswa maupun Ornop yang memiliki kapasitas dasar dalam kerja-kerja advokasi dan pengorganisasian masyarakat di tingkat lokal.

Direktur Eksekutif Foshal Malut Mahmud Ici menyampaikan, kegiatan pengorhanisasian masyarakat (CO) merupakan langkah Foshal memberikan pengetahuan bagi para mahasiswa mengenai strategi pengorganisasian masyarakat. Selain itu CO ini juga memberikan pemahaman bagi mahasiswa mengenai masalah sosial dan kerusakan lingkungan akibat industri pertambangan di Malut. “Karena itu dalam kegiatan ini kami hadirkan berbagai narasumber yang kompeten soal pengorganisasian dan pernah secara langsung terlibat dalam pengorganisasian masyarakat maupun advokasi masalah yang dihadapi warga lokal,” tuturnya.
Ia berharap kegiatan Pelatihan Pengorganisasian Masyarakat memberikan manfaat bagi mahasiswa, terutama dalam pengorganisasian warga yang menghadapi masalah perampasan ruang hidup. “Melalui pelatihan ini para peserta sudah punya modal besar dan bekal soal pengorganisasian. Kami juga memberikan sertifikat bagi peserta, semoga bisa bermanfaat bagi para peserta setelah keluar dari kampus,” pesannya. Untuk diketahui pelatihan pengorganisasian ini para mahasiswa juga mendapatkan kesempatan belajar menulis dan belajar banyak hal dengan para narasumber yang kompeten. (adil)











