Halmaherapedia– Sebagai salah satu sentra produksi kelapa di Indonesia, tidak salah pemerintah Republik Indonesia melakukan hilirisasi produksi kelapa yang dimulai dari Maluku Utara. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan bahwa pemerintah mendorong hilirisasi pertanian kelapa yang dimulai dari Maluku Utara dan Morowali.
“Kita akan dorong hilirisasi ke depan, khususnya kelapa yang punya potensi luar biasa. Kalau kita hilirisasi kelapa, value-nya atau nilai tambah bisa 100 kali lipat, ini kita dorong,” kata Andi Amran Sulaiman di di Jakarta Senin (15/12/2025) sebagaimana dilansir dari detik.com.
Jelas Amran satu pabrik pengolahan kelapa sudah berproduksi di Maluku Utara. Dua lainnya diperkirakan ikut bekerja 2026 mendatang. Dia menyampaikan bahw kegiatan ini nanti dibantu oleh Menteri Investasi dan Kepala BKPM Rosan Roeslani dan BUMN terkait. Amran juga menyebutkan, Indonesia akan memiliki pabrik pengolahan kelapa lain di Morowali, Sulawesi Tengah.
“Kita sudah bangun pabrik kelapa oleh swasta di Maluku Utara. Satu sudah giling, sudah produksi, dan InsyaAllah tahun depan ada dua unit. Kemudian bersama BUMN, juga di Morowali dan rencana tempat-tempat lain,” terang Amran. Bahkan pemerintah juga akan membangun pabrik pakan ternak dan produksi day old chick (DOC) atau anak ayam. Langkah ini dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas dan kestabilan industri peternakan ayam di Indonesia.

“Kita akan membangun pabrik pakan. Kemudian DOC untuk peternak-peternak kita. Jadi ada jaminan pakan dengan harga yang stabil, DOC dengan harga yang stabil, dan seterusnya. Vaksin dan seterusnya,” kata Amran.
Sebelumnya Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyebut proyek hilirisasi kelapa bakal berjalan di Morowali, Sulawesi Tengah dengan nilai investasi US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,66 triliun (kurs Rp 16.600).
“Hilirisasi tidak hanya berkonsentrasi di mineral, tapi juga di perkebunan, agrikultur, dan juga kelautan. Saya contohkan sedikit di bidang perkebunan, yaitu di kelapa, kita juga sudah mulai di kelapa, di daerah Morowali, itu hasilnya masuk kurang lebih US$ 100 juta,” ujar Rosan dalam rapat kerja dengan komisi XII DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (2/12/2025).
Proyek tersebut diperkirakan mampu menyerap 10 ribu tenaga kerja dan akan mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2026. 500 juta butir kelapa juga bakal terserap setiap tahun.
“Penciptaan lapangan kerja mencapai 10 ribu orang. InsyaAllah pada pertengahan tahun 2026 ini pabriknya akan selesai di daerah Morowali, dan itu akan menyerap 500 juta butir kelapa setiap tahunnya,”sebut Rosan. (aji/detik)










