BURT-DPRRI Kunjungi dan Kaji RSUD Hasan Bosoirie Ternate

Daerah, Headline111 Dilihat

Halmaherapedia– Rombongan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasan Boesoirie (ChB) Ternate, Rabu (12/11/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari Program VVIP Jamkestama Asuransi Kesehatan Jasindo sekaligus upaya untuk melihat langsung kondisi dan kebutuhan fasilitas kesehatan di Maluku Utara.

Rombongan dipimpin oleh Wakil Ketua BURT DPR RI Indah Kurniawati dari Fraksi PDI Perjuangan, serta Desy Ratnasari dari Fraksi PAN. Turut mendampingi, Anggota DPR RI Komisi IV Dapil Maluku Utara, Alien Mus, yang memfasilitasi kunjungan tersebut.

Dalam sambutannya, Alien Mus menegaskan bahwa kehadiran BURT DPR RI tidak hanya berfokus pada urusan internal lembaga, tetapi juga membawa dampak positif bagi pelayanan kesehatan di daerah.

“Pertemuan BURT ini bukan hanya untuk melihat kesejahteraan DPR RI, tapi juga membawa dampak positif bagi rumah sakit yang membutuhkan bantuan dari pusat. Saya sengaja tidak membawa banyak orang, tapi dua orang ini sangat berpengaruh di pusat,” ujar Alien.

Ia menyebut kehadiran dua anggota BURT tersebut penting karena keduanya memiliki posisi strategis di partai masing-masing dan berpeluang besar memperjuangkan tambahan anggaran bagi fasilitas kesehatan di Maluku Utara.

Alien menilai, RSUD dr. Chasan Boesoirie merupakan rumah sakit rujukan utama bagi masyarakat di seluruh kabupaten dan kota di Maluku Utara. Karena itu, peningkatan pelayanan dan fasilitas menjadi kebutuhan mendesak.

“Rumah sakit ini menjadi tujuan utama masyarakat dari Halmahera Utara, Halmahera Tengah, hingga kabupaten lain. Saya berharap pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat bersinergi dengan pemerintah pusat untuk terus meningkatkan kualitas layanan rumah sakit ini,” katanya.

Politikus asal Golkar itu juga mengungkapkan, pemerintah pusat bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara telah berkoordinasi mengenai rencana pembangunan rumah sakit baru di Sofifi yang dijadwalkan mulai dikerjakan pada 2026.

“Kemarin kami sudah berbicara, dan saya juga sudah dipanggil oleh Komisi VI. Ibu Gubernur juga sudah mendapat informasi. Insya Allah, tahun 2026 nanti akan mulai dibangun rumah sakit di Sofifi,” ujarnya.

Tantangan Keuangan RSUD Chasan Boesoirie

Dalam kesempatan yang sama, Direktur RSUD dr. Chasan Boesoirie, dr. Alwia Assagaf, memaparkan kondisi keuangan rumah sakit yang sempat mengalami tekanan berat pada akhir 2022.

Menurut Alwia, saat dirinya mulai menjabat, total utang rumah sakit mencapai hampir Rp100 miliar, termasuk Rp20 miliar jasa pelayanan yang sempat memicu aksi demonstrasi tenaga kesehatan.

“Utang rumah sakit di Desember 2022 hampir Rp100 miliar dan disambut dengan demo karena jasa pelayanan mencapai hampir Rp20 miliar. Saat itu tuntutan kesejahteraan sangat tinggi, tapi kami tetap berkomitmen menjaga pelayanan kepada masyarakat,” ujar dr. Alwia.

Ia menjelaskan, sebagian besar utang berasal dari kewajiban kepada pihak ketiga, bukan dari program BPJS Kesehatan, yang disebutnya selalu lancar sejak 2021.

“Hampir Rp70 miliar dari total utang itu adalah utang kepada pihak ketiga. BPJS tidak pernah menunggak sejak 2021. Sebelumnya mungkin memang sempat ada tunggakan, tapi sejak saya menjabat, pembayaran berjalan lancar,” katanya.

Audit oleh BPK dan Inspektorat dilakukan berulang kali sejak awal 2023. Berdasarkan hasil konsultasi, utang sebelum 2023 akan ditangani oleh Pemerintah Daerah, sementara pembayaran utang ke depan menjadi tanggung jawab rumah sakit.

“Kami sempat diblok oleh pihak ketiga. Situasinya sangat sulit karena setiap kali ingin membeli obat, harus langsung bayar. Mereka tidak mau memasok sebelum utang lama dilunasi,” jelasnya.

Meski menghadapi situasi keuangan yang berat, Alwia menegaskan bahwa manajemen RSUD tetap memprioritaskan pelayanan kepada masyarakat dan kesejahteraan tenaga medis.

“Kami berusaha menjaga agar pelayanan tidak terganggu dan memastikan kesejahteraan tenaga kesehatan tetap menjadi perhatian utama,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Wakil Ketua BURT DPR RI Desy Ratnasari menyoroti pentingnya peningkatan sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan di Maluku Utara. Menurutnya, ketersediaan tenaga spesialis dan subspesialis masih menjadi tantangan utama.

“Yang paling utama tentu tambahan sumber daya manusia. Akses pendidikan spesialis dan subspesialis harus diperbanyak agar pelayanan di rumah sakit semakin optimal,” kata Desy usai meninjau beberapa bagunan RSUD ChB.

Desy juga mendorong agar pelayanan kesehatan di Maluku Utara tidak hanya berfokus pada aspek kuratif (pengobatan), tetapi juga memperkuat upaya preventif melalui edukasi masyarakat.

“Kepercayaan masyarakat terhadap rumah sakit akan tumbuh bila pelayanan tidak hanya fokus pada pengobatan, tapi juga pencegahan. Kesadaran untuk hidup sehat harus terus ditumbuhkan,” ujarnya.(ifal)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed