Jakarta-ANTARA – Putus sekolah memiliki dampak negatif seperti menghambat kesejahteraan, sehingga Kementerian Pendidikdan Dasar dan menengah (Kemndikdasmen) berupaya menekan angka putus sekolah melalui berbagai langkah.
Langkah pertama: Membentuk relawan pendidikan untuk melakukan deteksi dini dan mencegah anak yang berpotensi putus sekolah.
Mengalokasikan bantuan operasional satuan pendidikan (BOSP) 2025 sebesar R59,2 Triliun untuk Rp423,080 Satuan Pendidikan.
Menganggarkan Program Indonesia Pintar(PIP) 2025 sebesar Rp9,67 Triliun dengan sasaran 17,9 juta anak dari keluarga miskin.
Mendirikan Sekolah Rakyat di 165 lokasi di Sumatera hingga Papua per September 2025
Penyebab Putus Sekolah.
1 Biaya Penddikan berat bagi keluarga miskin
2.Anak Bekerja untu membantu keluarga
3.Rendahnya kesadaran orang tua terhadap pentingnya pendidikan.
Jumlah anak putus sekolah 2024 (Data Kemendikdasmen,19 Maret 2025)
SD/sederajat 38540
SMP/sederajat 12219
SMK 9391
SMA 6716
Dampak Putus Sekolah
Gangguan Perkembangan Psikologis seperti tidak percaya diri
Ketrampilan rendah sehingga pekerjaan dan penghasilan terbatas saat dewasa.
Tidak berkesempatan memperbaiki kualitas hidup diri dan keluarga sehingga sulit keluar dari kemiskinan
Memberikan bantuan keluarga harapan yang mewajibkan anak di keluarga miskin ekstrem tetap bersekolah
“Anak anak yang putus sekolah harus bisa sekolah,anak anak yang tadinya mungkin merasa rendah diri karena orang tua sangat susah hidupnya, kita tarik” (Presiden Prabowo)