Kelurahan Sangaji Resmi Jadi Rintisan Kampung Bahasa Daerah Ternate

Halmaherapedia –

Kelurahan Sangaji, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate , resmi ditetapkan sebagai Rintisan Kampung Bahasa Daerah oleh Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara pada Rabu (10/9/225) sore.Peluncuran  Sangaji menjadi kelurahan kedua setelah Dorari Isa, Kecamatan Pulau Hiri, yang lebih dulu diresmikan sebagai kampung berbahasa daerah.

Peresmian ini dihadiri Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dora Amalia. Selain itu sejumlah pejabat dari Kemendikbud Provinsi Maluku Utara, perwakilan Pemkot Ternate bersama Camat Kota Ternate Utara dan parah lurah. Kegiatan ini juga turut dihadiri Tulilamo Kesultanan  Ternate bersama warga Kelurahan Sangaji Lingkungan Ake Gaale.

Sebelum acara peluncuran dan penandatangan dukungan secara resmi,  turut diisi dengan beberapa acara. Mulai dari  berpidato, bercerita dan berpantun dalam. Bahasa Ternate. Selain itu turut dihibur dengan tarian lokal Maluku Utara.

Saat membuka dengan resmi kegiatan ini, Camat Kota Ternate, Sunarto M Taher berterimakasih dan sekaligus memberi dukungan atas penetapan Sangaji menjadi Rintisan  Kampung Bahasa Daerah Ternate. Menurutnya, saat ini memang Bahasa Daerah Ternate mengalami ancaman kepunahan yang serius. Hal ini karena di setiap rumah tidak lagi menggunakan bahasa Ternate sebagai bahasa komunikasi sehari hari.  Sementara juru tulis atau Tuli Lamo kesultanan Ternate, Irwan Abdul Gani turut menyambut baik penetapan Sangaji menjadi kampung rintisan bahasa daerah Ternate ini.          Dia mengakui saat ini Bahasa Ternate mengalami ancaman serius untuk punah karena sudah tidak lagi dipercakapkan di rumah maupun di ruang publik termasuk oleh kalangan orang Ternate sendiri.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Maluku Utara, Nukman,   Menyampaikan bahwa rintisan kampung bahasa akan diperkuat dengan dukungan pemerintah daerah dan Kesultanan Ternate. “Ini bagian dari intervensi kami.  Nukman menuturkan, program kampung bahasa sementara difokuskan di Kota Ternate karena jumlah penuturnya relatif besar dan dekat dengan aktivitas Balai Bahasa. Namun ia memastikan program ini akan diperluas ke kabupaten/kota lain di Maluku Utara.

“Tahun ini kita coba dulu di Ternate. Mudah-mudahan tahun berikutnya menyasar wilayah lain,” ucapnya.

Sejauh ini, Balai Bahasa Maluku Utara mencatat ada 19 bahasa daerah yang sudah masuk program revitalisasi. “Model pertama kita coba dengan bahasa Ternate. Bahasa lain tentu punya peluang yang sama,” kata Nukman. Menurutnya, inisiatif kampung bahasa daerah merupakan proyek percontohan yang  mengedepankan partisipasi warga.

“Kalau kepedulian itu muncul dari bawah, maka akan menjadi sebuah gerakan. Dan gerakan itu lebih kuat dorongannya,” kata Dora usai peresmian. Dora menjelaskan, program ini  menyasar anak-anak usia sekolah dasar. Mereka dianggap sebagai “tunas bahasa ibu” yang akan mewariskan bahasa daerah kepada generasi berikutnya.

“Kalau kita mulai dari penutur dewasa, waktunya terbatas. Tapi jika dimulai dari anak-anak, akan ada kesinambungan hingga ke cucu-cucu mereka,” ujarnya.(aji/rifal)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *