Halmaherapdia— Beberapa waktu lalu Gubernur Maluku Utara Sherly Laos mengunjungi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Kota Ternate Kunjungan Gubernur itu dilaksanakan pada Rabu (15/10/2025) lalu. Kunjungan Gubernur tersebut tak sekadar meninjau pembangunan fisik tetapi juga menjadi ruang evaluasi bagi tata kelola anggaran serta penguatan peran siswa dalam perencanaan sekolah.
Terkait kunjungan ini, bagi pihak sekolah terutama Kepala Sekolah SMAN 10, Sabria Umahuk,sekaligus dijadikan momentum penting ingin menunjukkan komitmennya dalam membangun SMA 10sebagai sekolah yang inklusif dan transparan.
“Kami merasa bangga atas kunjungan langsung Ibu Gubernur. Ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus membenahi dan mengembangkan SMAN 10,” ujar Sabria kepada Halmaherapdia usai kegiatan waktu itu.
Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia itu menyebutkan, saat ini SMAN 10 Ternate tengah melanjutkan pembangunan empat ruang kelas baru (RKB) senilai Rp 2,2 miliar, sebagai bagian dari upaya memenuhi kebutuhan ruang belajar. Dari total kebutuhan 24 ruang kelas, saat ini baru 14 ruang yang tersedia dan layak digunakan.
“Kami berharap setelah empat ruang ini selesai dibangun Desember nanti, perhatian pemerintah tetap berlanjut, karena kami masih kekurangan enam ruang belajar lagi,” jelasnya.
Menurut Sabria tidak sekadar infrastruktur, dia menaruh perhatian serius pada transparansi anggaran dan keterlibatan warga sekolah dalam proses pengambilan keputusan. Di bawah kepemimpinannya, dana BOSDA dan BOSP tidak hanya diarahkan untuk operasional, tetapi juga untuk pengembangan potensi siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler, OSIS, dan pelatihan kepemimpinan.
“Untuk tahun anggaran 2025, kami menerima BOSP Reguler sebesar Rp 1,7 miliar, yang telah dialokasikan secara proporsional untuk mendukung pengembangan siswa. Arahan Ibu Gubernur adalah agar ke depan siswa dilibatkan sejak tahap perencanaan hingga evaluasi anggaran, dan kami siap menjalankannya,” tutur Sabria.
Dia juga menegaskan pentingnya membuka ruang dialog antara sekolah, pemerintah, dan siswa sebagai bagian dari pembelajaran demokrasi dan tanggung jawab bersama. Ia percaya partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan akan melahirkan sekolah yang tidak hanya maju secara akademik, tetapi juga kuat dalam nilai-nilai kepemimpinan dan integritas.
“Bagi kami, kunjungan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga bentuk pengakuan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama. SMAN 10 akan terus tumbuh sebagai sekolah yang terbuka, partisipatif, dan berorientasi pada kemajuan siswa,” pungkasnya.(ifal)
















